Minggu, 23 Desember 2012

Wisata Bahari


hy sahabat blogger, saya baru nulis lagi nih karena sudah libur (senangnyaaaa). Kali ini saya ingin bercerita tentang perjalanan saya ke pulau yang sangat indah ini hehe. Saya dan teman-teman kelompok mengadakan study banding ke pulau dalam rangka syarat tugas akhir mata kuliah wsbb.  Ceritanya dilihat di foto-foto ini aja yaaa ;)                                                                                                                                                                                    ada yang lapar nih singgah dinner dulu nyamnyamnyam :3


   

Pare-pare sedang bermacet-macet ria. Jadi, kami singgah di pertamina pare-pare, ets bukan untuk isi bensin atau sebagainya, melainkan untuk belanja di al**ma** hhhhh



  


 ini adalah teman kelompok wisata bahari saya, mereka adalah Armaningsih Ardin (ujung bawah kiri), Ramadhan Irianto Agmi (ujung kiri atas ningsih), Qodrianti Febri (kedua dari kiri), Ruri Rulianty (ketiga dari kiri), Almaidah Engelen (tengah), Ika Suryana (ketiga dari kanan), Dewi Sri Lestari (kedua dari kanan), Zul Fadli Akbar (paling ujung kanan).

this is unforgettable moment, i'll miss you guys ! ^_^

Rabu, 22 Agustus 2012

Fastabiqul Khairat  ;)

Senin, 20 Agustus 2012

Rahmat Allah yang Luas


                Dari Abu Sa’id Al-Khudri, Rasulullah shallallohu ‘alaihiwassallam, bersabda, “Pada umat terdahulu ada seseorang yang membunuh sembilan puluh sembilan orang. Setelah itu terlintas di hatinya untuk bertaubat. Ia mencari seorang yang paling pandai di muka bumi. Kemudian ia mendapatkan seorang Rahib (ahli ibadah).
                Setelah menghadap kepadanya ia berkata, “Saya telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa, apakah masih terbuka jalan untuk saya bertaubat?” Rahib tersebut menjawab, “Tidak.” Lalu dibunuh Rahib tersebut, dan sempurnalah ia membunuh seratus orang.
                Kemudian ia mencari (kembali) seorang yang paling pandai di muka bumi. Lalu ia ditunjukkan kepada seorang alim. Ia berkata, “Saya telah membunuh seratus jiwa, apakah masih ada kesempatan untuk saya bertaubat?” Alim tersebut menjawab, “Ya, siapakah yang mampu menghalangi anda dengan taubat. Pergilah ke negeri ini dan ini, karena di sana ada orang-orang yang beribadah kepada Allah dan beribadalah bersama mereka. Jangan anda kembali ke tempat tinggal Anda karena ia tempat yang jelek.” Maka berangkatlah ia. Ketika sampai di tengah perjalanannya, ia meninggal dunia. Ia diperebutkan oleh malaikan rahmat dan malaikat adzab. Malaikat rahmat berkata, “Ia datang dalam keadaan bertaubat dan hati menuju Allah.” Malaikat adzab menimpali, “I tidak pernah melakukan kebaikan sedikitpun.” Akhirnya datanglah seorang Malaikat menyerupai manusia. Lalu mereka menjadikannya seorang hakim. Ia lalu berkata, “Ukurlah antara dua negeri itu. Mana yang lebih dekat maka itulah nasibnya.”
                Kemudian mereka mengukurnya. Ternyata mereka mendapati bahwa orang itu lebih dekat kepada negeri yang ia ingini. Lalu orang itu dibawalah oleh Malaikat rahmat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pelajaran dari hadits di atas:
1.       Seyogyanya orang yang menghadapi permasalahan penting hendaknya konsultasi dengan ulama untuk menyelesaikan permasalahannya dan memberikan solusinya.
2.       Diterimanya taubat seorang pembunuh.
3.       Keutamaan orang yang berilmu dibandingkan ahli ibadah.
4.       Anjuran bagi orang yang bertaubat agar meninggalkan tempat ia melakukan maksiat.
5.       Anjuran meninggalkan teman yang melakukan kemaksiatan.
6.       Berusaha tinggal di daerah yang baik, karena ia bisa membantu kebaikan dan keamanan diri dari terjatuh kembali ke kemaksiatan.
7.       Orang yang tidak mengerti sesuatu hendaknya mengatakan, “Allahu a’alam” (Allah yang lebih mengetahui). Termasuk setengah ilmu adalah ucapan, “La adri” (saya tidak tahu).
8.       Tidak wajib bagi seorang ulama yang tidak menjabat sebagai hakim menghukum pelaku kejahatan. Di hadapan ulama seorang pembunuh telah membunuh seratus orang, namun ia tidak menahannya dan mengintrogasinya. Dia hanya menyuruh untuk bertaubat dan meninggalkan tempatnya.
9.       Keutamaan anak Adam karena Allah mengutus Malaikat untuk menjadi hakim dalam bentuk seorang manusia.
10.   Allah membalas hambaNya sesuai dengan niat dan keinginannya, sekalipun dia belum sempat melaksanakannya.

Jumat, 20 Juli 2012

Penduduk Semut


                Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Seekor semut menggigit salah seorang Nabi. Nabi tersebut memerintahkan untuk mencari sarang semut dan membakarnya. Maka Allah menurunkan wahyu kepadanya ‘Apakah karena seekor semut menggigitmu, lalu engkau membakar umat dari para umat yang bertasbih?” (HR. Bukhari no.3219, Muslim 2241, Abu Daud 5265, Ahmad, II/ 313, Nasa’i, VII/ 211, Ibnu Hibban, VII/463 dan Al-Baghawi, 12/197).


Pelajaran dari hadits di atas:
1.  1. Tidak boleh membunuh semut. Sebagaimana tidak diperbolehkan membunuh hewan-hewan yang lain,   
       kecuali yang membahayakan maka ia boleh dibunuh.
2.    2. Hewan-hewan bertasbih kepada Allah dengan sebenarnya.
3.  3.   Hukuman bakar dengan api dibolehkan pada syariat sebelum Islam, tetapi dalam syariat kita hal tersebut  
       dilarang.
4.  4.   Orang-orang yang mulia dicela ketika melakukan perbuatan yang tidak terpuji.
5.  5.   Hukuman tidak diberikan kepada yang tidak bersalah.
6.  6. Adzab kalau sudah turun dapat menimpa orang yang jahat maupun yang baik, yang maksiat maupun yang 
       taat.
7. 7.  Barangsiapa yang berdzikir kepada Allah dan bertasbih kepada-Nya, tidak selayaknya dibunuh atau dipukul atau diasakiti, sebagai penghormatan kepada Allah untuk mengingat kepada-Nya.

Kamis, 19 Juli 2012

Yang Taat dan Yang Maksiat


Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Dahulu kala ada dua orang dari Bani Israil yang berbeda pekerjaandan tujuan (hidupnya). Salah satu dari mereka adalah pelaku dosa dan yang satunya sangat taat beribadah. Dia selalu melihat saudaranya melakukan dosa dan kemudian berkata, ‘Berhentilah! (dari dosa) !’ Tetapi dia masih saja mendapatinya melakukan dosa.
Ia kembali berkata, ‘Berhentilah (dari dosa) !’ Dia menjawab, ‘biarkan aku dan Tuhanku! Apakah Anda diutus  kepadaku sebagai pengawas?’ Ia berkata, ‘Demi Allah, Tuhan tidak akan mengampuni kesalahanmu.’ Atau ‘Dia tidak akan memasukkanmu ke Surga.’
Kemudian keduanya meninggal dunia dan dikumpulkan ruhnya di hadapan Allah, Tuhan semesta alam. Allah berfirman kepada orang yang taat beribadah, “Apakah Anda mengetahui apa yang ada pada diri-Ku? Ataukah Anda berkuada terhadap apa yang ada pada diri-Ku?”
Dan Allah berfirman kepada yang selalu berdosa, “Pergilah dan masuklah ke dalam Surga dengan rahmat-Ku !” Sedangkan kepada yang lainnya (orang yang taat) Allah berfirman, “Pergilah Anda ke Neraka!” (Hadits Shahih riwayat Ahmad, II/323, Abu Daud no. 4901, Ibnul Mubarak di kitabnya Az-Zuhd no.314, Ibnu Abid Dunya dalam Husnuzh Zhan no. 45, dan Al-Baghawi di Syarah As-Sunnah, 14 / 385)
yang maksiat
yang taat

Pelajaran dari hadits di atas:
1.    Anjuran untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar.
2.    Berhenti dari kemungkaran setelah mendengar larangan darinya dan tidak terus menerus melakukan kesalahan karena menentang dan sombong.
3.    Tidak membuat mereka yang berdosa putus asa dari rahmat Allah dan ampunan-Nya.
4.    Besarnya kesalahan orang yang berbicara tentang Allah tanpa ilmu.
5.    Luasnya rahmat Allah Tuhan semesta alam.
6.    Setiap orang yang menempatkan orang lain di Neraka atau di Surga, berarti ia mengaku dirinya Tuhan.
7.    Celaan bagi mereka yang menjadikan dirinya sebagai hakim pada urusannya Allah, baik dalam hal kebahagiaan atau kesusahan.

Selasa, 17 Juli 2012

Your Call – Secondhand Serenade

Waiting for your call, I’m sick, call I’m angry
Call I’m desperate for your voice
I’m listening to the song we used to sing
In the car, do you remember, butterfly, early summer?
It’s playing on repeat, just like when we would meet
Like when we would meet

  I was born to tell you I love you
And I am torn to do what I have to
To make you mine, stay with me tonight

Stripped and polished, I am new, I am fresh
I am feeling so ambitious
You and me, flesh to flesh
’Cause every breath that you will take
When you are sitting next to me
Will bring life into my deepest hopes, what’s your fantasy?
What’s your, what’s your

I was born to tell you I love you
And I am torn to do what I have to
To make you mine, stay with me tonight

And I’m tired of being all alone
And this solitary moment makes me want to come back home
And I’m tired of being all alone
And this solitary moment makes me want to come back home

And I’m tired of being all alone
And this solitary moment makes me want to come back home
And I’m tired of being all alone
And this solitary moment makes me want to come back home

I was born to tell you I love you
And I am torn to do what I have to
I was born to tell you I love you
And I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight

Sabtu, 14 Juli 2012

Taubat Nasuha

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bin Al-Khattab, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Pada masa dahulu sebelum kamu, ada tiga orang yang berjalan jauh hingga terpaksa bermalam di gua. Ketika mereka berada di tengah gua, sebuah batu besar jatuh dari atas bukit dan menutupi pintu gua, sehingga mereka tidak dapat keluar.
Mereka sepakat dan berkata, “Sungguh tidak ada sesuatu yang menyelamatkan kalian dari bahaya ini kecuali bila kalian tawassul pada Allah dengan amal-amal shalih yang pernah kalian lakukan.”
Seorang dari mereka berkata, “Ya Allah, dahulu aku mempunyai ayah dan ibu. Aku tidak memberi minuman susu pada seorangpun, baik isteri maupun anak-anakku sebelum keduanya. Pada suatu hari, aku menggembala ternak agak jauh, hingga aku tidak kembali pada keduanya, sementara aku tidak dapat memberikan minuman kepada siapapun sebelum keduanya. Aku semalaman menunggu keduanya bangun sambil tanganku memegang gelas. Menjelang fajar barulah mereka bangun dan minum dari susu yang aku perah itu, padahal semalaman anak-anakku merengek-rengek meminta susu itu di dekat kakiku.”
Ya Allah! Jika aku berbuat semua itu benar-benar karena megharap keridhaan-Mu, maka lapangkanlah keadaan kami ini.
Maka bergeserlah sedikit batu itu, hanya saja mereka masih belum bisa keluar.
Orang kedua berdoa, “Ya Allah! dahulu aku pernah terikat cinta kasih dengan seorang gadis anak pamanku. Dalam riwayat lain disebutkan, ‘Aku sangat mencintainya sebagaimana layaknya laki-laki mencintai wanita’. Aku menghampirinya (dan ingin berzina dengannya), namun dia menolak.
Pada suatu saat, dia menderita kelaparan dan datang (meminta bantuan kepadaku). Aku berikan uang sebesar seratus dua puluh dinar kepadanya, dengan janji dia akan menyerahkan dirinya pada malam harinya.
Kemudian tatkala aku telah bisa mengatasinya. Dalam riwayat lain, ‘Ketika aku telah duduk di antara dua pahanya, tiba-tiba dia berkata, ‘Takutlah kepada Allah, dan jangan kau pecahkan tutup (keperawanan) kecuali dengan cara yang halal (nikah).
Mendengar nasihat itu aku segera berpaling darinya, padahal dia wanita yang amat ku cintai. Akupun membiarkan uang dinar yang telah ku biarkan sebelumnya.
Ya Allah, jika aku berbuat ini benar-benar karena mengharap keridhaan-Mu , maka hindarkanlah kami dari kemalangan ini.”
Maka bergeserlah batu itu (menyisih sedikit), tetapi mereka belum bisa keluar juga.
Orang ketiga berdoa, “Ya Allah! Dahulu aku seorang majikan yang mempunyai banyak buruh. Suatu hari aku membayar upah buruh-buruh itu, kecuali seorang. Dia segera pergi meninggalkan upah dan pulang. Aku kembangkan upah itu hingga bertambah dan berbuah sampai menjadi kekayaan yang banyak.
Setelah lama, datanglah buruh itu dan berkata, ‘Hai Abdullah, berikanlah upahku dulu itu.’ Aku menjawab, ‘kekayaan yang ada di depanmu berupa unta, lembu, dan kambing, serta penggembalanya itu seluruh upahmu.’ Orang itu berkata, ‘Hai Abdullah, kamu jangan mengejekku.’ Aku menjawab, ‘Benar, aku tidak mengejekmu.’ Maka diambilnya yang aku sebut itu. Dia tidak menyisakan satupun.
Ya Allah! Jika aku berbuat itu benar-benar mengharap keridhaan-Mu, maka hindarkanlah kami dari kesempitan ini.”
Tiba-tiba menyisihlah batu besar itu, hingga mereka dapat keluar dari gua tersebut (dengan selamat).” (HR.Bukhari no.2272, Muslim no.2743 dan Ahmad, II/ 116)

Pelajaran dari hadits di atas:
1.       Anjuran untuk berdoa ketika menghadapi kesulitan dan kesusahan.
2.       Pengaruh takwa di dalam keselamatan hamba dari musibah.
3.       Keutaaman berbakti kepada kedua orang tua, berkhidmat kepada keduanya dan mengedepankan keduanya dari selainnya.
4.       Bolehnya perburuhan yaitu akad untuk melakukan seesuatu dalam jangka waktu tertentu dengan upah tertentu.
5.       Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiga orang yang akan saya bantah pada Hari Kiamat –kemudian disebutkan, seorang yang mempekerjakan pekerja dan ia sudah menyelesaikan kerjanya, namun orang itu belum memberikan upanya.” (HR. Bukhari no.2227)