Sabtu, 14 Juli 2012

Taubat Nasuha

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bin Al-Khattab, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Pada masa dahulu sebelum kamu, ada tiga orang yang berjalan jauh hingga terpaksa bermalam di gua. Ketika mereka berada di tengah gua, sebuah batu besar jatuh dari atas bukit dan menutupi pintu gua, sehingga mereka tidak dapat keluar.
Mereka sepakat dan berkata, “Sungguh tidak ada sesuatu yang menyelamatkan kalian dari bahaya ini kecuali bila kalian tawassul pada Allah dengan amal-amal shalih yang pernah kalian lakukan.”
Seorang dari mereka berkata, “Ya Allah, dahulu aku mempunyai ayah dan ibu. Aku tidak memberi minuman susu pada seorangpun, baik isteri maupun anak-anakku sebelum keduanya. Pada suatu hari, aku menggembala ternak agak jauh, hingga aku tidak kembali pada keduanya, sementara aku tidak dapat memberikan minuman kepada siapapun sebelum keduanya. Aku semalaman menunggu keduanya bangun sambil tanganku memegang gelas. Menjelang fajar barulah mereka bangun dan minum dari susu yang aku perah itu, padahal semalaman anak-anakku merengek-rengek meminta susu itu di dekat kakiku.”
Ya Allah! Jika aku berbuat semua itu benar-benar karena megharap keridhaan-Mu, maka lapangkanlah keadaan kami ini.
Maka bergeserlah sedikit batu itu, hanya saja mereka masih belum bisa keluar.
Orang kedua berdoa, “Ya Allah! dahulu aku pernah terikat cinta kasih dengan seorang gadis anak pamanku. Dalam riwayat lain disebutkan, ‘Aku sangat mencintainya sebagaimana layaknya laki-laki mencintai wanita’. Aku menghampirinya (dan ingin berzina dengannya), namun dia menolak.
Pada suatu saat, dia menderita kelaparan dan datang (meminta bantuan kepadaku). Aku berikan uang sebesar seratus dua puluh dinar kepadanya, dengan janji dia akan menyerahkan dirinya pada malam harinya.
Kemudian tatkala aku telah bisa mengatasinya. Dalam riwayat lain, ‘Ketika aku telah duduk di antara dua pahanya, tiba-tiba dia berkata, ‘Takutlah kepada Allah, dan jangan kau pecahkan tutup (keperawanan) kecuali dengan cara yang halal (nikah).
Mendengar nasihat itu aku segera berpaling darinya, padahal dia wanita yang amat ku cintai. Akupun membiarkan uang dinar yang telah ku biarkan sebelumnya.
Ya Allah, jika aku berbuat ini benar-benar karena mengharap keridhaan-Mu , maka hindarkanlah kami dari kemalangan ini.”
Maka bergeserlah batu itu (menyisih sedikit), tetapi mereka belum bisa keluar juga.
Orang ketiga berdoa, “Ya Allah! Dahulu aku seorang majikan yang mempunyai banyak buruh. Suatu hari aku membayar upah buruh-buruh itu, kecuali seorang. Dia segera pergi meninggalkan upah dan pulang. Aku kembangkan upah itu hingga bertambah dan berbuah sampai menjadi kekayaan yang banyak.
Setelah lama, datanglah buruh itu dan berkata, ‘Hai Abdullah, berikanlah upahku dulu itu.’ Aku menjawab, ‘kekayaan yang ada di depanmu berupa unta, lembu, dan kambing, serta penggembalanya itu seluruh upahmu.’ Orang itu berkata, ‘Hai Abdullah, kamu jangan mengejekku.’ Aku menjawab, ‘Benar, aku tidak mengejekmu.’ Maka diambilnya yang aku sebut itu. Dia tidak menyisakan satupun.
Ya Allah! Jika aku berbuat itu benar-benar mengharap keridhaan-Mu, maka hindarkanlah kami dari kesempitan ini.”
Tiba-tiba menyisihlah batu besar itu, hingga mereka dapat keluar dari gua tersebut (dengan selamat).” (HR.Bukhari no.2272, Muslim no.2743 dan Ahmad, II/ 116)

Pelajaran dari hadits di atas:
1.       Anjuran untuk berdoa ketika menghadapi kesulitan dan kesusahan.
2.       Pengaruh takwa di dalam keselamatan hamba dari musibah.
3.       Keutaaman berbakti kepada kedua orang tua, berkhidmat kepada keduanya dan mengedepankan keduanya dari selainnya.
4.       Bolehnya perburuhan yaitu akad untuk melakukan seesuatu dalam jangka waktu tertentu dengan upah tertentu.
5.       Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiga orang yang akan saya bantah pada Hari Kiamat –kemudian disebutkan, seorang yang mempekerjakan pekerja dan ia sudah menyelesaikan kerjanya, namun orang itu belum memberikan upanya.” (HR. Bukhari no.2227)

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar