Dari
Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Dahulu kala ada dua orang dari Bani Israil
yang berbeda pekerjaandan tujuan (hidupnya). Salah satu dari mereka adalah
pelaku dosa dan yang satunya sangat taat beribadah. Dia selalu melihat
saudaranya melakukan dosa dan kemudian berkata, ‘Berhentilah! (dari dosa) !’
Tetapi dia masih saja mendapatinya melakukan dosa.
Ia
kembali berkata, ‘Berhentilah (dari dosa) !’ Dia menjawab, ‘biarkan aku dan
Tuhanku! Apakah Anda diutus kepadaku
sebagai pengawas?’ Ia berkata, ‘Demi Allah, Tuhan tidak akan mengampuni
kesalahanmu.’ Atau ‘Dia tidak akan memasukkanmu ke Surga.’
Kemudian
keduanya meninggal dunia dan dikumpulkan ruhnya di hadapan Allah, Tuhan semesta
alam. Allah berfirman kepada orang yang taat beribadah, “Apakah Anda mengetahui
apa yang ada pada diri-Ku? Ataukah Anda berkuada terhadap apa yang ada pada
diri-Ku?”
Dan
Allah berfirman kepada yang selalu berdosa, “Pergilah dan masuklah ke dalam
Surga dengan rahmat-Ku !” Sedangkan kepada yang lainnya (orang yang taat) Allah
berfirman, “Pergilah Anda ke Neraka!” (Hadits Shahih riwayat Ahmad, II/323, Abu
Daud no. 4901, Ibnul Mubarak di kitabnya Az-Zuhd no.314, Ibnu Abid Dunya dalam Husnuzh Zhan no. 45, dan Al-Baghawi di Syarah As-Sunnah, 14 / 385)
Pelajaran dari hadits di atas:
1.
Anjuran
untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar.
2.
Berhenti
dari kemungkaran setelah mendengar larangan darinya dan tidak terus menerus
melakukan kesalahan karena menentang dan sombong.
3.
Tidak
membuat mereka yang berdosa putus asa dari rahmat Allah dan ampunan-Nya.
4.
Besarnya
kesalahan orang yang berbicara tentang Allah tanpa ilmu.
5.
Luasnya
rahmat Allah Tuhan semesta alam.
6.
Setiap
orang yang menempatkan orang lain di Neraka atau di Surga, berarti ia mengaku
dirinya Tuhan.
7.
Celaan
bagi mereka yang menjadikan dirinya sebagai hakim pada urusannya Allah, baik
dalam hal kebahagiaan atau kesusahan.
0 komentar:
Posting Komentar