Minggu, 23 Desember 2012

Wisata Bahari


hy sahabat blogger, saya baru nulis lagi nih karena sudah libur (senangnyaaaa). Kali ini saya ingin bercerita tentang perjalanan saya ke pulau yang sangat indah ini hehe. Saya dan teman-teman kelompok mengadakan study banding ke pulau dalam rangka syarat tugas akhir mata kuliah wsbb.  Ceritanya dilihat di foto-foto ini aja yaaa ;)                                                                                                                                                                                    ada yang lapar nih singgah dinner dulu nyamnyamnyam :3


   

Pare-pare sedang bermacet-macet ria. Jadi, kami singgah di pertamina pare-pare, ets bukan untuk isi bensin atau sebagainya, melainkan untuk belanja di al**ma** hhhhh



  


 ini adalah teman kelompok wisata bahari saya, mereka adalah Armaningsih Ardin (ujung bawah kiri), Ramadhan Irianto Agmi (ujung kiri atas ningsih), Qodrianti Febri (kedua dari kiri), Ruri Rulianty (ketiga dari kiri), Almaidah Engelen (tengah), Ika Suryana (ketiga dari kanan), Dewi Sri Lestari (kedua dari kanan), Zul Fadli Akbar (paling ujung kanan).

this is unforgettable moment, i'll miss you guys ! ^_^

Rabu, 22 Agustus 2012

Fastabiqul Khairat  ;)

Senin, 20 Agustus 2012

Rahmat Allah yang Luas


                Dari Abu Sa’id Al-Khudri, Rasulullah shallallohu ‘alaihiwassallam, bersabda, “Pada umat terdahulu ada seseorang yang membunuh sembilan puluh sembilan orang. Setelah itu terlintas di hatinya untuk bertaubat. Ia mencari seorang yang paling pandai di muka bumi. Kemudian ia mendapatkan seorang Rahib (ahli ibadah).
                Setelah menghadap kepadanya ia berkata, “Saya telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa, apakah masih terbuka jalan untuk saya bertaubat?” Rahib tersebut menjawab, “Tidak.” Lalu dibunuh Rahib tersebut, dan sempurnalah ia membunuh seratus orang.
                Kemudian ia mencari (kembali) seorang yang paling pandai di muka bumi. Lalu ia ditunjukkan kepada seorang alim. Ia berkata, “Saya telah membunuh seratus jiwa, apakah masih ada kesempatan untuk saya bertaubat?” Alim tersebut menjawab, “Ya, siapakah yang mampu menghalangi anda dengan taubat. Pergilah ke negeri ini dan ini, karena di sana ada orang-orang yang beribadah kepada Allah dan beribadalah bersama mereka. Jangan anda kembali ke tempat tinggal Anda karena ia tempat yang jelek.” Maka berangkatlah ia. Ketika sampai di tengah perjalanannya, ia meninggal dunia. Ia diperebutkan oleh malaikan rahmat dan malaikat adzab. Malaikat rahmat berkata, “Ia datang dalam keadaan bertaubat dan hati menuju Allah.” Malaikat adzab menimpali, “I tidak pernah melakukan kebaikan sedikitpun.” Akhirnya datanglah seorang Malaikat menyerupai manusia. Lalu mereka menjadikannya seorang hakim. Ia lalu berkata, “Ukurlah antara dua negeri itu. Mana yang lebih dekat maka itulah nasibnya.”
                Kemudian mereka mengukurnya. Ternyata mereka mendapati bahwa orang itu lebih dekat kepada negeri yang ia ingini. Lalu orang itu dibawalah oleh Malaikat rahmat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pelajaran dari hadits di atas:
1.       Seyogyanya orang yang menghadapi permasalahan penting hendaknya konsultasi dengan ulama untuk menyelesaikan permasalahannya dan memberikan solusinya.
2.       Diterimanya taubat seorang pembunuh.
3.       Keutamaan orang yang berilmu dibandingkan ahli ibadah.
4.       Anjuran bagi orang yang bertaubat agar meninggalkan tempat ia melakukan maksiat.
5.       Anjuran meninggalkan teman yang melakukan kemaksiatan.
6.       Berusaha tinggal di daerah yang baik, karena ia bisa membantu kebaikan dan keamanan diri dari terjatuh kembali ke kemaksiatan.
7.       Orang yang tidak mengerti sesuatu hendaknya mengatakan, “Allahu a’alam” (Allah yang lebih mengetahui). Termasuk setengah ilmu adalah ucapan, “La adri” (saya tidak tahu).
8.       Tidak wajib bagi seorang ulama yang tidak menjabat sebagai hakim menghukum pelaku kejahatan. Di hadapan ulama seorang pembunuh telah membunuh seratus orang, namun ia tidak menahannya dan mengintrogasinya. Dia hanya menyuruh untuk bertaubat dan meninggalkan tempatnya.
9.       Keutamaan anak Adam karena Allah mengutus Malaikat untuk menjadi hakim dalam bentuk seorang manusia.
10.   Allah membalas hambaNya sesuai dengan niat dan keinginannya, sekalipun dia belum sempat melaksanakannya.

Jumat, 20 Juli 2012

Penduduk Semut


                Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Seekor semut menggigit salah seorang Nabi. Nabi tersebut memerintahkan untuk mencari sarang semut dan membakarnya. Maka Allah menurunkan wahyu kepadanya ‘Apakah karena seekor semut menggigitmu, lalu engkau membakar umat dari para umat yang bertasbih?” (HR. Bukhari no.3219, Muslim 2241, Abu Daud 5265, Ahmad, II/ 313, Nasa’i, VII/ 211, Ibnu Hibban, VII/463 dan Al-Baghawi, 12/197).


Pelajaran dari hadits di atas:
1.  1. Tidak boleh membunuh semut. Sebagaimana tidak diperbolehkan membunuh hewan-hewan yang lain,   
       kecuali yang membahayakan maka ia boleh dibunuh.
2.    2. Hewan-hewan bertasbih kepada Allah dengan sebenarnya.
3.  3.   Hukuman bakar dengan api dibolehkan pada syariat sebelum Islam, tetapi dalam syariat kita hal tersebut  
       dilarang.
4.  4.   Orang-orang yang mulia dicela ketika melakukan perbuatan yang tidak terpuji.
5.  5.   Hukuman tidak diberikan kepada yang tidak bersalah.
6.  6. Adzab kalau sudah turun dapat menimpa orang yang jahat maupun yang baik, yang maksiat maupun yang 
       taat.
7. 7.  Barangsiapa yang berdzikir kepada Allah dan bertasbih kepada-Nya, tidak selayaknya dibunuh atau dipukul atau diasakiti, sebagai penghormatan kepada Allah untuk mengingat kepada-Nya.

Kamis, 19 Juli 2012

Yang Taat dan Yang Maksiat


Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Dahulu kala ada dua orang dari Bani Israil yang berbeda pekerjaandan tujuan (hidupnya). Salah satu dari mereka adalah pelaku dosa dan yang satunya sangat taat beribadah. Dia selalu melihat saudaranya melakukan dosa dan kemudian berkata, ‘Berhentilah! (dari dosa) !’ Tetapi dia masih saja mendapatinya melakukan dosa.
Ia kembali berkata, ‘Berhentilah (dari dosa) !’ Dia menjawab, ‘biarkan aku dan Tuhanku! Apakah Anda diutus  kepadaku sebagai pengawas?’ Ia berkata, ‘Demi Allah, Tuhan tidak akan mengampuni kesalahanmu.’ Atau ‘Dia tidak akan memasukkanmu ke Surga.’
Kemudian keduanya meninggal dunia dan dikumpulkan ruhnya di hadapan Allah, Tuhan semesta alam. Allah berfirman kepada orang yang taat beribadah, “Apakah Anda mengetahui apa yang ada pada diri-Ku? Ataukah Anda berkuada terhadap apa yang ada pada diri-Ku?”
Dan Allah berfirman kepada yang selalu berdosa, “Pergilah dan masuklah ke dalam Surga dengan rahmat-Ku !” Sedangkan kepada yang lainnya (orang yang taat) Allah berfirman, “Pergilah Anda ke Neraka!” (Hadits Shahih riwayat Ahmad, II/323, Abu Daud no. 4901, Ibnul Mubarak di kitabnya Az-Zuhd no.314, Ibnu Abid Dunya dalam Husnuzh Zhan no. 45, dan Al-Baghawi di Syarah As-Sunnah, 14 / 385)
yang maksiat
yang taat

Pelajaran dari hadits di atas:
1.    Anjuran untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar.
2.    Berhenti dari kemungkaran setelah mendengar larangan darinya dan tidak terus menerus melakukan kesalahan karena menentang dan sombong.
3.    Tidak membuat mereka yang berdosa putus asa dari rahmat Allah dan ampunan-Nya.
4.    Besarnya kesalahan orang yang berbicara tentang Allah tanpa ilmu.
5.    Luasnya rahmat Allah Tuhan semesta alam.
6.    Setiap orang yang menempatkan orang lain di Neraka atau di Surga, berarti ia mengaku dirinya Tuhan.
7.    Celaan bagi mereka yang menjadikan dirinya sebagai hakim pada urusannya Allah, baik dalam hal kebahagiaan atau kesusahan.

Selasa, 17 Juli 2012

Your Call – Secondhand Serenade

Waiting for your call, I’m sick, call I’m angry
Call I’m desperate for your voice
I’m listening to the song we used to sing
In the car, do you remember, butterfly, early summer?
It’s playing on repeat, just like when we would meet
Like when we would meet

  I was born to tell you I love you
And I am torn to do what I have to
To make you mine, stay with me tonight

Stripped and polished, I am new, I am fresh
I am feeling so ambitious
You and me, flesh to flesh
’Cause every breath that you will take
When you are sitting next to me
Will bring life into my deepest hopes, what’s your fantasy?
What’s your, what’s your

I was born to tell you I love you
And I am torn to do what I have to
To make you mine, stay with me tonight

And I’m tired of being all alone
And this solitary moment makes me want to come back home
And I’m tired of being all alone
And this solitary moment makes me want to come back home

And I’m tired of being all alone
And this solitary moment makes me want to come back home
And I’m tired of being all alone
And this solitary moment makes me want to come back home

I was born to tell you I love you
And I am torn to do what I have to
I was born to tell you I love you
And I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight

Sabtu, 14 Juli 2012

Taubat Nasuha

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bin Al-Khattab, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Pada masa dahulu sebelum kamu, ada tiga orang yang berjalan jauh hingga terpaksa bermalam di gua. Ketika mereka berada di tengah gua, sebuah batu besar jatuh dari atas bukit dan menutupi pintu gua, sehingga mereka tidak dapat keluar.
Mereka sepakat dan berkata, “Sungguh tidak ada sesuatu yang menyelamatkan kalian dari bahaya ini kecuali bila kalian tawassul pada Allah dengan amal-amal shalih yang pernah kalian lakukan.”
Seorang dari mereka berkata, “Ya Allah, dahulu aku mempunyai ayah dan ibu. Aku tidak memberi minuman susu pada seorangpun, baik isteri maupun anak-anakku sebelum keduanya. Pada suatu hari, aku menggembala ternak agak jauh, hingga aku tidak kembali pada keduanya, sementara aku tidak dapat memberikan minuman kepada siapapun sebelum keduanya. Aku semalaman menunggu keduanya bangun sambil tanganku memegang gelas. Menjelang fajar barulah mereka bangun dan minum dari susu yang aku perah itu, padahal semalaman anak-anakku merengek-rengek meminta susu itu di dekat kakiku.”
Ya Allah! Jika aku berbuat semua itu benar-benar karena megharap keridhaan-Mu, maka lapangkanlah keadaan kami ini.
Maka bergeserlah sedikit batu itu, hanya saja mereka masih belum bisa keluar.
Orang kedua berdoa, “Ya Allah! dahulu aku pernah terikat cinta kasih dengan seorang gadis anak pamanku. Dalam riwayat lain disebutkan, ‘Aku sangat mencintainya sebagaimana layaknya laki-laki mencintai wanita’. Aku menghampirinya (dan ingin berzina dengannya), namun dia menolak.
Pada suatu saat, dia menderita kelaparan dan datang (meminta bantuan kepadaku). Aku berikan uang sebesar seratus dua puluh dinar kepadanya, dengan janji dia akan menyerahkan dirinya pada malam harinya.
Kemudian tatkala aku telah bisa mengatasinya. Dalam riwayat lain, ‘Ketika aku telah duduk di antara dua pahanya, tiba-tiba dia berkata, ‘Takutlah kepada Allah, dan jangan kau pecahkan tutup (keperawanan) kecuali dengan cara yang halal (nikah).
Mendengar nasihat itu aku segera berpaling darinya, padahal dia wanita yang amat ku cintai. Akupun membiarkan uang dinar yang telah ku biarkan sebelumnya.
Ya Allah, jika aku berbuat ini benar-benar karena mengharap keridhaan-Mu , maka hindarkanlah kami dari kemalangan ini.”
Maka bergeserlah batu itu (menyisih sedikit), tetapi mereka belum bisa keluar juga.
Orang ketiga berdoa, “Ya Allah! Dahulu aku seorang majikan yang mempunyai banyak buruh. Suatu hari aku membayar upah buruh-buruh itu, kecuali seorang. Dia segera pergi meninggalkan upah dan pulang. Aku kembangkan upah itu hingga bertambah dan berbuah sampai menjadi kekayaan yang banyak.
Setelah lama, datanglah buruh itu dan berkata, ‘Hai Abdullah, berikanlah upahku dulu itu.’ Aku menjawab, ‘kekayaan yang ada di depanmu berupa unta, lembu, dan kambing, serta penggembalanya itu seluruh upahmu.’ Orang itu berkata, ‘Hai Abdullah, kamu jangan mengejekku.’ Aku menjawab, ‘Benar, aku tidak mengejekmu.’ Maka diambilnya yang aku sebut itu. Dia tidak menyisakan satupun.
Ya Allah! Jika aku berbuat itu benar-benar mengharap keridhaan-Mu, maka hindarkanlah kami dari kesempitan ini.”
Tiba-tiba menyisihlah batu besar itu, hingga mereka dapat keluar dari gua tersebut (dengan selamat).” (HR.Bukhari no.2272, Muslim no.2743 dan Ahmad, II/ 116)

Pelajaran dari hadits di atas:
1.       Anjuran untuk berdoa ketika menghadapi kesulitan dan kesusahan.
2.       Pengaruh takwa di dalam keselamatan hamba dari musibah.
3.       Keutaaman berbakti kepada kedua orang tua, berkhidmat kepada keduanya dan mengedepankan keduanya dari selainnya.
4.       Bolehnya perburuhan yaitu akad untuk melakukan seesuatu dalam jangka waktu tertentu dengan upah tertentu.
5.       Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiga orang yang akan saya bantah pada Hari Kiamat –kemudian disebutkan, seorang yang mempekerjakan pekerja dan ia sudah menyelesaikan kerjanya, namun orang itu belum memberikan upanya.” (HR. Bukhari no.2227)

Masyithah dan Puteri Fir'aun

       Dari Ibnu Abbas radiyallahuanhu, Rasulullah shallahualaihiwasallam bersabda, "Pada malam aku di-isra'-kan (isra' mi'raj), aku mendapatkan bau yang harum. Aku bertanya, "Aroma apakah ini, wahai Jibril?" Jibril menjawab, "ini adalah aromanya Msyitah binti Fir'aun dan anak-anaknya."
       Aku berkata, "Bagaimana ceritanya?". Jibril menjawab, "Ketika ia menyisir rambut puteri Fir'aun, tiba-tiba sisirnya terjatuh dari tangannya dan ia berkata, "Bismillah (dengan nama Allah)". Mendengar ucapan tersebut, puteri Fir'aun bertanya, "Ayahku?". Masyitha menjawab, "Bukan, tetapi Tuhanku dan Tuhanmu serta Tuhan ayahmu yaitu Allah."
       Ia bertanya, "Apakah anda memiliki Tuhan selain ayahku?" Masyhita menjawab, "Ya." Saya akan beritahukan hal ini kepadanya (ayah), katanya. Masyitha menjawab, "Silahkan."
       Maka ia memberitahukan hal itu kepada ayahnya. Ia memanggil Masyitha dan berkata, "Wahai Masyitha! Apakah kamu memiliki Tuhan selainku?" Masyitha menjawab, "Ya Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah."
       Fir'aun menyuruh untuk menaruh kuali dari besi dan dipanaskan. Kemudian anaknya Masyitha satu demi satu dilempar ke dalamnya. Masyitha berkata, "Saya mempunyai satu permohonan darimu." Fir'aun bertanya, "Apa itu?" Ia berkata, "Saya ingin tulang belulangku dan tulang-tulang anak-anakku dikumpulkan di dalam satu kain dan di kuburkan di satu tempat semuanya." Fir'aun menjawab, "Saya penuhi kemauanmu."
       Satu demi satu anaknya dilemparkan ke dalam kuali sampai giliran anaknya yang terakhir masih menyusu. Masyitha seakan-akan bimbang karenanya. Puteranya tersebut berkata, "Wahai ibuku majulah! Sesungguhnya adzab di dunia jauh lebih ringan dari adzab di Akhirat." (HR.Ahmad, III/309, Ath-Thabrani di Al-Kabir no. 12279 dan Ibnu Hiban, 2829, 2893)

Pelajaran dari hadits di atas:
1. Sabar dan teguh di kala menghadapi cobaan dan ujian.
2. Balasan sesuai dengan pekerjaan.
3. Bolehnya seorang muslim meminta kepada penguasa yang dzalim sesuatu untuk kebaikan,
    sebagaimana Masyitha meminta kepada Fir'aun untuk menguburkan abu jasadnya bersama
    anak-anaknya
4. Sesungguhnya Allah memberikan jalan keluar kepada para kekasihnya ketika mereka diuji berupa
    kesulitan dan sesuatu yang berat.
5. Adanya karamah bagi para wali yang shalih dan shalihat.
6. Termasauk karamah adalah terjadinya sesuatu di luar kebiasaan orang banyak

Senin, 13 Februari 2012

Jangan Pergi Ayah




Pagi yang ceria untuk memulai hari. Cerah secerah wajah burung burung Nuri peliharaan ayah yang berkicau mesra di balik kerangkeng di depan kamar. Aku bangun dengan senyum menawan. Membuat iri para bidadari yang sedang bercanda gurau di kahyangan. Ku turunkan kaki ku melangkah menuju kamar mandi yang ada di sudut kamar. Dengan rambut berantakan dan mata sipit karena masih malu-malu menerima sinar yang datang. Ku tutup pintu kamar mandi, ku buka pintu lemari di dalam kamar mandi. Mengganti pakaian tidurku dengan baju mandi. Ya baju mandi. Sejak kecil orang tua ku mendidikku untuk tidak menanggalkan pakaian seluruhnya bahkan saat mandi. Didikan itu begitu dalam ditancapkan terutama oleh ayahku. Ayah paling tidak suka melihat anak-anaknya menampakkan auratnya di rumah sekali pun. Kami memang orang yang tergolong sangat mapan. Mempunyai beberapa pembantu dan tinggal di rumah yang menurut banyak orang mirip bagai istana. Namun ayah mampu menjadikan kami sebagai orang-orang yang sederhana dan tidak nampak borju.
            Aliran air itu membasahi wajah dan tubuhku. Mengembalikan setengah jiwa yang masih berjalan-jalan entah kemana setelah tidur panjang semalam. Ku basuh wajah ku dengan air agar mata ku yang masih sipit itu terbuka lebar. Setengah jam berlalu. Aku keluar dengan baju berbahan handuk. Di atas kasur nampak terlihat baju sekolah ku sudah terlentang menanti. Tas sekolah ku yang berisi pelajaran pun sudah terlihat siap di atas kursi meja belajarku. Mbak Yanti yang menyiapkannya. Ia adalah orang yang dipercaya ayah untuk mengurus segala keperluanku di rumah. Memang terkadang risih diperlakukan seperti layaknya putri di istana. Namun untuk beberapa hal memang enak dan sangat membantu perlakuan yang seperti ini.
            Waktu masih bersahabat denganku. Aku mengganti baju handukku dengan baju sekolah dengan santai. Ku mainkan musik a whole new world kesukaanku melalui iPod hadiah dari ayah karena aku berhasil menjadi juara olimpiade Biologi tingkat kota. Alunan lagu Alladin itu mengisi kamar ku dengan nada nada yang membuat jiwa melayang beberapa inchi di atas tanah. Ku dengarkan lagu itu sambil sesekali mengecek tugas sekolah ku yang menumpuk. Hari ini aku memang mendapat dispensasi dari sekolah karena akan mengikuti seleksi olimpiade tingkat propinsi di kantor diknas di kotaku. Namun guru-guru di sekolah ku tidak pernah memberi toleransi apa pun untuk masalah tugas. Entah itu sakit, izin atau dispen. Tugas tetap harus masuk atau nilai di buku nilai guru itu nol.
            Alunan musik Alladin itu usai. Aku keluar dari kamarku di lantai dua dan turun menuju ruang makan di bawah. Sudah menjadi tradisi di keluarga kami untuk sarapan bersama di ruang makan. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, 2 anak perempuan dan 2 anak laki-laki. Aku anak ke dua, kakak ku bernama Lucky seorang mahasiswa di universitas ternama di kota ku. 2 adikku bernama Yoki yang sekarang satu sekolah dengan ku namun ia satu kelas di bawah ku dan Nanda adik kecil ku yang sekarang masih SD kelas 6. Ayah adalah seorang rektor di universitas negeri ternama di kota ku. Sedangkan ibu adalah dosen sekaligus pembantu dekan 1 di universitas swasta yang cukup terkenal di kota ini.
            Di meja makan nampak kak Lucky dan Nanda sudah asyik menikmati makanan yang terhidang lezat di atas meja. Yoki belum nampak terlihat. Entahlah, dia saudara ku yang paling malas, ia yang selalu bangun paling akhir di keluarga kami. Ayah sudah sering memarahinya tapi tidak pernah sekalipun ia berubah, ingin pun sepertinya tidak. Tapi bagaimana pun juga dia anak yang paling pintar dari 4 bersaudara ini. Ia menjadi juara lomba robotic tingkat internasional dan ketika ia lulus SMA nanti, ia sudah di kontrak beasiswa oleh sebuah universitas terkemuka di Amerika sana. Sedangkan aku, mengikuti seleksi olimpiade tingkat kota saja sepertinya sudah menjadi batas maksimal ku.
            “Angel, kamu sudah siap olimpiade nanti?”, Tanya kak Lucky.
            “Yups, kemarin sudah latihan soal banyak banget, terus udah lumayan hafal isi buku Chambell dan buku TOBI”, jawab ku penuh semangat.
            “Hari ini masih pelatihan kan?”.
            “Iya, nanti pelatihan di diknas, pelatihannya 1 minggu terus langsung seleksi lagi tingkat propinsi, kalau lolos 3 hari kemudian akan langsung diboyong ke Jakarta untuk ikut seleksi tingkat nasional”.
            “Semangat ya!”.
            “Iya kak”, kata ku dengan nada bersemangat sambil melirik Nanda yang nampak bingung dengan pembicaraan kami berdua.
            Ku ambil piring yang menganggur di atas meja. Ku isi dengan sedikit nasi lalu ku ambil beberapa lauk yang tersedia di depan ku. Ada yang kurang pagi ini. Ayah, ya, ayah belum juga kunjung ku lihat di ruang makan. Padahal biasanya ayah adalah orang pertama yang datang ke ruang makan dan duduk ditemani koran dan secangkir kopi luak kesukaannya. Ku lirik meja yang biasa ia singgahi. Hanya nampak kopi yang mengepul mengeluarkan aroma khas kopi luak. Kemana ayah?
            “Kenapa kak Angel?”, Tanya Yoki dari belakang mengagetkan ku.
            “Nggak kenapa kenapa”, jawab ku kaget.
            “Ayah sakit, katanya nggak bisa bangun barusan mama nelpon dokter Jamal buat datang kesini”, kata Lucky seakan membaca pikiranku yang di dalamnya ada pertanyaan “kemana ayah?”.
            “Parah nggak?”.
            “Nggak tau, belum ke kamarnya”, kata Yoki santai seraya duduk dan menyiapkan makanan untuk dirinya.
            Setitik rasa tak enak menghinggapi hati dan pikiranku. Namun aku membuang jauh jauh pikiran itu. Ayah memang biasa sakit-sakitan jika musim hujan datang. Yang ku tahu musim hujan sudah melangkah datang 3 minggu yang lalu. Walaupun memang tidak dapat dipungkiri bahwa musim di masa ini sudah tak tentu lagi karena pengaruh pemanasan global yang terkenal itu.
            Aku makan dengan perasaan hampa. Biasanya ketika makan pagi ayah selalu memberi wejangan berharga yang akan menambah semangat di pagi hari dan ibu akan memberi cemilan yang biasanya berupa coklat untuk membuat pagi kami menjadi lebih manis dengan harapan hari kami kedepan akan manis semanis coklat dari tangan ibu. Usai makan aku kembali ke kamar, mengenakan kerudung putih yang terkulai tak berdaya di atas kursi. Entah kapan mbak Yanti menyiapkannya, karena saat aku turun tadi kerudung itu belum ada di tempatnya sekarang. Aku bercermin, melihat wajahku yang putih kemerahan di balut kerudung nampak manis dan cantik. Wajahku mirip ayahku yang putih dan tampan, dengan hidung mancung dan nampak seperti orang eropa. Ayah memang keturunan Belanda asli. Sedangkan mataku nampak seperti mata ibu yang berwarna coklat muda. Ku lihat lekat-lekat wajahku di dalam cermin. Nampak begitu anggun dan dewasa di balik balutan kerudung. Kerudung ini ayah yang menyuruh aku memakainya. Agar nampak cantik dan manis katanya. Tanpa dukungan ayah dan dorongan dari ibu entah apa aku masih memakainya atau tidak. Karena yang ku rasa kerudung ini begitu panas menyiksa diri dan tak begitu nyaman di kepalaku.
            Alarm jam di kamarku berteriak kencang. Mengingatkan ku bahwa aku harus segera berangkat agar tidak terlambat. Aku segera turun, menuju kamar ayah. Ku lihat ia terbaring tidur dengan wajah yang nampak menahan sakit. Di sampingnya ku lihat ibu duduk dengan cemas memegangi tangan ayah yang nampak pucat. Dokter Jamal belum datang, mungkin masih di perjalanan. Dokter Jamal adalah dokter keluarga kami. Ku kecup tangan bunda dan kening ayah sebelum mengucapkan salam untuk pergi ke sekolah. Aku berlari ringan menuju mobil Lancer yang sudah menyala nyaring. Pak Gusti sudah siap sedia menungguku di dalam mobil. Kami berangkat dengan do’a dan canda.
            Diknas nampak begitu sepi. Maklum, jam masih menunjukkan angka 7.20, biasanya mereka yang bekerja di dinas baru bermunculan ketika jam sudah menunjukkan pukul 08.00. 3 anak lain yang lolos seleksi olimpiade tingkat kota ku lihat sudah duduk menanti pembimbing kami. Dalam perjanjian yang kami buat kemarin, pelatihan olimpiade akan dilaksanakan pukul 7.30. Jadi masih ada 10 menit untukku beristirahat relaks sejenak sebelum kepalaku di penuhi oleh teori teori enzim dan rangkaian rangkaian kimia yang membuat kepalaku terasa sangat panas dan berat. Pak Gusti sudah pergi meninggalkan ku sendiri. Ia harus siap di rumah untuk mengantar ibu ke kampus. Pak Gusti adalah satu-satunya supir di keluarga kami. Ibu sempat meminta ayah untuk mencarikan supir lain agar pak Gusti tidak repot mengurus aku, Nanda dan ibu. Tapi ayah menolak dengan alasan berhemat. Sejenak berlalu sesaat pergi. Pembimbing itu akhirnya datang juga. Seorang lelaki paruh baya dengan kacamata bulat dan jidat lebar. Yang ku tahu ia adalah dosen ahli di universitas tempat dimana ayahku menjadi rektor.
            Latihan olimpiade pada hari ini begitu menarik. Dosen senior ini menampakkan kelasnya sebagai pendidik bukan pengajar yang handal pada kami. Ia mendidik kami dengan sangat menyenangkan sekaligus membuat kami paham. Tak seperti guru Biologi pembimbing olimpiade di sekolahku yang menuntut aku untuk hafal. Ia menuntut aku untuk paham akan pelajaran yang ia sampaikan. Ia menyampaikan materinya dekat diselingi oleh candanya agar tak nampak membosankan, namun disela tawa itu kami dibawa agar konsentrasi kami tidak hilang. Sebuah hal yang hanya bisa dilakukan oleh pengajar professional.
            Di tengah pembahasan aku mendapat SMS dari kak Lucky, “Angel, Bapak dibawa ke rumah sakit, kamu jangan khawatir, tetap lanjutkan belajar!”. Itu isi SMS yang ia kirim. Sejenak aku kehilangan mood untuk belajar. Pikiranku melayang membuat banyak pertanyaan. Namun seiring waktu, kharisma dosen ini membawa ku terhanyut lagi ke dalam ilmu yang ku gemari ini. Walaupun terkadang rasa mengganjal itu ada, namun hal itu dapat ditekan oleh menariknya bahasan yang diangkat oleh dosen ini. 20 menit berlalu sejak SMS itu. Tiba-tiba HP ku bergetar kencang seiring dengan suara ringtone yang keluar dari HP milik dosen yang ia simpan di sakunya. Ku angkat telpon di HP ku. Sekilas ku lihat dosen itu melakukan hal yang sama. Anak- anak lain melihat kami berdua dengan senyum aneh dan tawa tertahan.
            “Halo Assalamu’alaikum”, kata kak Lucky dari balik telpon.
            “Wa’alaikumsalam, ada apa kak?”, kata ku.
            “Ayah dek….”, kata kak lucky tertahan
            “Ayah kenapa kak?”
            “Ayah meninggal angel, ayah gagal jantung”, kata kak Lucky seraya terisak tak mampu menahan tangis.
            “Serius kak? Dimana sekarang?”, kataku dengan suara yang bergetar nyaris hampir tak terdengar.
            “RS Bhayangkara dek, kamu izin dulu sama pembimbingnya ayo cepat kesini”
            “I….Iya kak”, air mataku mengalir tak henti, mulutku bergetar menahan suara yang ingin rasanya ku keluarkan dalam bentuk teriakan. Entah bagaimana bentuk hatiku saat ini. Mungkin tak berbentuk lambang cinta. Mungkin sudah berbentuk segitiga atau bangun tak bersegi.
            Ku lihat dosen itu juga berlinang air mata. Aku yakin ia mendapat kabar juga dari temannya sesama dosen. Teman-teman ku yang lain menatap kami berdua dengan bingung. Beberapa dari mereka membuka HP, entah mungkin mengecek tokoh terkenal siapa yang meninggal sehingga membuat 2 orang menangis bersamaan setelah menerima telpon yang bersamaan pula. Aku segera minta izin ke dosen itu yang hanya menjawab dengan anggukan kepala dan tatapan iba padaku. ku rasa ia begitu menghormati sosok ayahku, sampai sampai ia terlihat begitu terpukul atas kepergian ayahku. Di tempat parkir ku lihat pak Gusti sudah siap. Ku lihat matanya sembab oleh air mata. Sepertinya tak hanya aku yang terpukul atas kejadian ini.
            Perjalanan terasa begitu lama. Aku hanya bisa memejamkan mata. Membayangkan kejadian kejadian di masa lalu ketika kami sekeluarga selalu bercanda bersama dan canda itu pasti selalu berawal dari kata kata ayah yang menarik kami untuk tertawa. Teringat kembali bagaimana bentuk wajah ayah yang rupawan tersenyum padaku. Air mata itu terus mengalir membasahi pipi yang sudah merah menyala. Mataku nampak bengkak karena terlalu banyak mengeluarkan air mata. Entah bagaimana mengungkapkan rasa di hati ini dengan kata-kata. Aku pernah ditinggal oleh kekasih yang sangat aku cintai. Rasanya perih dan pedih. Namun ini, jauh, jauh dari rasa itu. jauh lebih perih, jauh lebih pedih, jauh lebih rindu. Ya, rindu. Aku menjadi sangat rindu pada ayah. Rasa penyesalan ku tumbuh ketika aku sadar, mengapa tak ku peluk tubuh ayah ketika ia masih bernafas tadi pagi? Mengapa tak kecup kening itu lebih lama? Mengapa do’a untuk kesembuhannya tak ku ucapkan? Mengapa? Beribu pertanyaan muncul di balik benakku, mengunci mati diriku sendiri dalam penyesalan yang sangat mendalam. Aku hanya bisa mengucurkan air mata. Membuat pertanyaan-pertanyaan yang semakin mengecilkan hatiku tanpa membuat jawaban apa pun. Inilah rasanya ditinggal orang yang dicinta. Terasa begitu sepi dan dingin. Terasa seperti tak memakai sehelai benang penutup tubuh. Dingin dan rentan. Sempat sekilas aku berfikir menghujat tuhan. Mengapa harus ayahku yang diambil? Ada jutaan orang di muka bumi mengapa harus ayahku yang usianya masih 44 tahun? Mengapa? Namun apalah arti menghujat tuhan. Buku itu memang sudah dituliskan. Buku itu yang bernama takdir sudah ditetapkan. Aku hanya bisa pasrah menerima kehendak yang mahakuasa. Walau pedih dan perih. Hanya do’a dan penghiburan diri yang mampu ku ucapkan.
            Detik berganti menit, menit berganti jam. Aku duduk di atas pusara ayah yang masih nampak baru dan segar. Menatap lekat-lekat setiap inchi pusara tempat peristirahatan terakhir orang yang membentuk aku menjadi pribadi yang tangguh dan berguna. Ku lihat Nanda masih terisak memegang patok batu di atas pusara itu. Ia terus mengucap nama ayah. Ucapan yang mungkin didengar oleh ayah namun tak dapat ia balas. Ku lihat ibu terus menatap pusara itu tanpa kata dan dengan hampa. Entah kesadarannya pergi kemana. Yang ku tahu, memori-memori masa lalu itu kini sedang tayang di dalam angan-angannya. Memori bahagia, memori penuh tawa.
            Jam berganti hari, hari berganti bulan. Keadaan berubah semenjak kepergian ayah. Kami semua nampak begitu pendiam. Nanda yang biasa berceloteh ini itu, kini tak terdengar lagi kicaunya. Aku pun begitu. Olimpiade Biologi ku lepas. Aku benar-benar tak bisa berkonsentrasi mengikuti pelatihan semenjak kepergian ayah. Nilai-nilaiku dan ketiga saudaraku pun anjlok di sekolah. Entah apa yang ada dibenak kami sehingga prestasi kami bisa turun seperti itu. Satu yang kusadari yaitu ayah menjadi sebuah pusat di keluarga kami. Kami benar-benar bersandar sepenuhnya padanya. Dan saat ini ia tak ada dan hilanglah tempat kami bersandar. Sehingga kami benarbenar jatuh. Ibu pun tak mampu menanggulanginya. Karena ia sendiri pun nampaknya masih belum bisa menerima kepergian ayah. Ia nampak murung dan sepi. Kami mulai meninggalkan kebiasaan makan bersama di ruang makan. Kami benar-benar kehilangan momen keluarga. Sejenak lalu memang kami berusaha untuk berubah karena kami kasihan melihat ibu yang kian hari kian murung dan tak henti menangis. Namun apalah daya apa lacur. Kami tetap belum bisa mengendalikan perasaan kehilangan kami yang mendalam. Walau jam telah berganti hari dan hari telah berganti bulan dan bulan terus bertambah menjadi bulan yang baru dan seterusnya yang baru. Hingga suatu hari keadaan memburuk. Ibu benar-benar kehilangan akal sehatnya. Ia mulai suka berbicara sendiri, menangis sendiri, tertawa sendiri bahkan ia menganggap bahwa boneka beruang pemberian ayah padanya adalah ayah. Ia sering mengobrol dengan boneka beruang itu. Karena merasa hal ini tak dapat dibiarkan, ibu kami kirim ke rumah sakit jiwa untuk mendapat pertolongan. Jadilah kami menjadi anak-anak yang tak bisa apa apa. Kak Lucky mendapat black list dari kampus karena sering tidak masuk. Aku dan Yoki pun tak jauh berbeda. Nanda yang masih kecil memang tidak terlalu parah keadaannya, namun indeks prestasinya sedikit menurun adanya. Kami akhirnya memutuskan untuk tinggal bersama bibi di Bogor. Sebuah tempat yang sangat jauh di pulau seberang. Namun itu memang langkah yang harus kami tempuh. Rumah istana itu akhirnya kami jual, segala harta benda kami pun jual untuk membantu biaya bibi dalam mengurus kami.
            Aku benar-benar merasa telah berubah. Tak ada lagi baju yang disiapkan di atas kasur, tak ada lagi kerudung indah, bahkan tak ada lagi sekolah elit mahal yang dulu sempat aku tempuh. Di Bogor ini aku bersekolah di sekolah standar. Bibi memang mendapat kucuran dana besar dari hasil penjualan rumah kami. Namun bagaimana pun juga uang itu harus dihemat. Apalagi ia harus membangun rumahnya yang kecil itu menjadi lebih besar agar muat menampung kami berempat dan keluarganya yang terdiri dari 3 orang anak.
            Sungguh aku muak dengan apa yang terjadi. Pagi ini pagi yang mendung di kota hujan. Aku tinggal di rumah sendirian karena kebetulan sekolah ku libur karena rapat guru. Di rumah ini tak ada pembantu. Jadi aku benar-benar sendiri di rumah. Entah iblis apa yang merasuk ke dalam angan ku. Sekejap lamanya aku mengambil tambang yang tergeletak rapi di gudang. Ku ikatkan ke atas langit langit kayu yang ada di kamarku. Ku buat tali berbentuk lingkaran di bagian bawah. Aku muak dengan hidup ku. Tak ada lagi angel yang cantik, manis dan pintar. Kini aku sudah hancur. Aku lingkarkan tali itu ke leherku. Sekejap lama sedetik waktu, aku tergantung dengan rasa pusing yang luar biasa. Sekilas aku sadar, betapa bodohnya aku lari dari masalah duniawi menantang masalah surgawi. Aku baru sadar bagaimana perasaan ayah ketika bertemu aku di akhirat nanti dengan keadaan ku yang mati dengan paksa ini? Kecewa pastinya dia. Namun sadar itu terlambat adanya. Karena mata telah padam dan kesadaran sudah menjadi bayang bayang. Ingin rasanya ku paksakan untuk mencapai kesadaran penuh. Namun apa lacur. Nasi sudah menjadi bubur. Ku pejamkan mata dan ku lemaskan badan dengan penuh penyesalan.
            Entah apa yang ku rasa entah apa yang ku pikirkan. Namun aku yakin aku melihat sinar di depanku. Aku yakin aku telah tiada, namun aku pun yakin itu sinar terang yang ada di depan ku. ku mencoba membuka mata. Silau awalnya pusing akhirnya. Aku membuka mata perlahan dan ku lihat ketiga saudara ku mengelilingi ku. Aku tertidur di atas matras rumah sakit dengan tangan terpasang infus. Kesadaran ku pulih. Ini bukan akhirat. Ini nyata! Aku masih hidup! Duduk aku dengan tergesa. Menatap hampa sekeliling yang ada. Otakku dengan segera menyusun pertanyaan. “Hendak apa ku jadikan hidupku yang baru ini?”. Dan untuk kali ini ku temukan jawabannya. “Membuat ayah bahagia di Surga sana”.



Karya: Ahmad Shafly Zachary

Minggu, 29 Januari 2012

SKL Biologi SMA/MA (Program IPA) Kompetensi-Standar Isi-2011-2012


Indikator:  Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem
Ekosistem adalah suatu system ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi
Suatu daerah dapat disebut ekosistem jika daerah itu dihuni oleh makhluk hidup. Dengan demikian, komponen ekosistem terdiri atas makhluk hidup dan benda mati. Ekosistem terdiri dari beberapa komponen pembentuk, yaitu komponen biotik, komponen abiotik, dan pengurai (decomposer). Berikut ini penjelasan mengenai komponen penyusun ekosistem.
1. Komponen Biotik
Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan, serta mikroorganisme. Komponen biotik terbagi menjadi dua, yaitu komponen heterotrof, dan autotrof. Heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya. Komponen ini disebut juga konsumen makro karena makanan yang dikonsumsi berukuran lebih kecil. Yang termasuk golongan komponen ini adalah manusia,hewan,  jamur, dan mikroba
Sementara itu, komponen autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan makanan sendiri dengan bantuan energi, seperti energy matahari ataupun energy yang bersifat kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen. Yang termasuk golongan ini adalah tumbuhan hijau.
2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik adalah komponen yang terdiri atas benda-benda tak hidup seperti tanah, air, udara, cahaya, suhu, serta keadaan yang terbentuk sebagai hasil interaksi dari berbagai benda tak hidup. Misalnya, kelembapan, arus angin, derajat keasaman, iklim, topografi, dan arus air.
a.       Tanah
Tanah merupakan tempat hidup seluruh kehidupan. Sebagian besar zat penyusun tubuh makhluk hidup, langsung ataupun tidak langsung, berasal dari tanah. Oleh sebab itu, tak mungkin ada kehidupan tanpa adanya tanah.
Karena sebagian besar kebutuhan makhluk hidup berasal dari tanah maka perkembangan suatu ekosistem khususnya ekosistem darat sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanah. Tanah yang suburlah yang mampu menyediakan kebutuhan organisme.
b.      Air
Tak kurang dari 50% penyusun tubuh organism terdiri atas air. Oleh sebab itu, air merupakan salah satu komponen abiotik yang sangat menentukan kelangsungan hidup organisme.
Kalau kita memperhatikan berbagai daerah di sekitar kita maka ada daerah yang kaya akan air, tetapi ada pula daerah yang kering. Perbedaan keadaan tersebut menyebabkan cara adaptasi berbeda-beda. Organisme yang hidup pada daerah kurang air atau kering, memiliki cara untuk mendapatkan air serta menghemat air.
c.       Udara
Udara atau gas merupakan komponen utama dari atmosfer bumi ini. Gas-gas di atmosfer ini di samping sebagai selimut bumi, juga sebagai sumber berbagai unsur zat tertentu, seperti oksigen, karbon dioksida, nitrogen, dan hydrogen.
Di atmosfer , udara juga merupakan komponen utama tanah. Tanah yang cukup pori/rongganya akan baik pertukaran baik pertukaran udara atau aerasinya. Tanah yang baik aerasinya akan baik proses mineralisasinya. Dengan demikian, komponen udara di atmosfer maupun di dalam tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah. Hal ini akan berpengaruh kepada perikehidupan organisme di atasnya.
d.      Cahaya
Cahaya matahari merupakan komponen abiotik yang berfungsi sebagai sumber energy primer bagi ekosistem. Keberadaannya mampu memengaruhi dan mengontrol organisme yang ada pada suatu ekosistem.
                Tidak semua spectrum sinar matahari berguna untuk proses fotosintesis, tetapi hanya beberapa jenis saja, yaitu merah, nila, dan biru. Penyebaran cahaya di permukaan bumi tidak merata. Oleh sebab itu, setiap organisme mempunyai cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan lingkungan yang intensitas dan kualitas cahayanya berbeda.
e.      Suhu
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu lingkungan tertentu. Hal ini dapat diterima oleh akal kita karena pada setiap tubuh makhluk hidup akan berlangsung proses kimia. Proses ini hanya dapat berlangsung pada kisaran yang agak sempit. Oleh seba itu, semua makhluk hidup dimanapun berada selalu berusaha menghindari suhu lingkungan yang terlalu tinggi dan terlalu rendah, tetapi dia selalu berusaha untuk mendapatkan suhu lingkungan yang optimum. 
f.        Kelembapan
Kelembapan adalah kadar air pada udara. Kelembapan udara mempunyai pengaruh yang besar terhadap  proses penguapan air dari permukaan tubuh organisme. Penguapan air memberi pengaruh yang besar terhadap ketersediaan air dalam tubuh. Tersedianya air dalam tubuh berperan besar dalam menunjang proses metabolism. Setiap organisme mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang kelembapannya berbeda-beda.
g.       Arus angin
Arus angin mempunyai pengaruh yang besar terhadap perikehidupan tumbuhan. Di samping itu, arus angin juga berpengaruh dalam menjaga kesuburan tanah suatu lingkungan.
h.      Derajat keasaman / pH
Derajat keasaman atau pH pada media member pengaruh yang besar terhadap distribusi organisme. Ada beberapa jenis hewan atau tumbuhan yang mampu hidup pada medium yang netral, ada yang suka pada media asam, dan media yang bersifat basa. Dengan demikian, pada lingkungan yang berbeda pH-nya akan ditemukan organisme yang berbeda pula.
i.         Iklim
Iklim merupakan komponen abiotik yang terbentuk sebagai hasil interaksi berbagai komponen abiotik lainnya, seperti kelembapan udara, suhu, curah hujan, dan lain-lain. Iklim berhubungan erat dengan kesuburan tanah dan komunitas tumbuhan.
j.        Topografi
Yang dimaksud faktor topografi adalah faktor altitude dan latitude suatu tempat. Altitude adalah ketinggian suatu tempat yang diukur dari permukaan laut. Sedangkan latitude adalah letak lintang yang diukur dari garis khatulistiwa.
Topografi mempunyai pengaruh yang besar terhadap penyebaran makhluk hidup, yang tampak jelas adalah penyebaran tumbuhannya. Ada korelasi antara penyebaran jenis tumbuhan dengan topografi. Jenis tumbuhan dari daerah dataran rendah ke arah tempat yang semakin tinggi atau tempat yang semakin jauh dari khatulistiwa jenis tumbuhannya berbeda.
k.       Garam mineral
Tumbuhan mengambil zat hara atau unsure hara dari tanah atau air di lingkungan berupa larutan ion atau garam-garam mineral. Beberapa jenis tumbuhan ada yang mensyaratkan medianya mengandung unsur-unsur tertentu. Ada lagi organisme yang untuk mendapatkan suatu unsur memerlukan bantuan organisme lain.
l.         Arus air dan Ombak
Pada tumbuhan dan hewan yang hidup di air, kekuatan arus air berpengaruh besar pada perikehidupannya. Berdasarkan pada kenyataan tersebut maka hanya organisme yang berenang yang dapat hidup karena mereka dapat mengatasi kuatnya arus air.
3. Komponen Pengurai (Dekomposer)
Komponen pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang  berasal dari organisme mati. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang termasuk golongan pengurai adalah bakteri dan jamur.
Soal
1.       Faktor paling dominan yang memengaruhi lingkungan biotik laut yang jauh dari daerah litoral adalah…
a.       Kelembaban udara                                          d.   curah hujan
b.      salinitas                                                                e.   kecepatan angin
c.       radiasi matahari
Kunci : D
Penyelesaian :
Daerah litoral adalah lingkungan ekosistem air yang dapat ditembus cahaya sehingga disebut daerah fotik. Daerah yang jauh dari daerah literal tidak dapat ditembus cahaya, sehingga disebut daerah afotik.
2.       Di dalam ekosistem yang stabil, bila efisiensi ekologi 10% untuk biomassa produsen sebesar 15.000 g, maka besarnya biomassa konsumen tingkat tiga adalah…
a.       15 g                                                                        d.   15.000 g
b.      150 g                                                                      e.   45.000 g
c.       1500 g
Kunci : A
3.       Manakah yang tidak termasuk komponen abiotik…
a.       Tanah                                                                    c.  arus angin                      e.  mikroorganisme
b.      arus air dan ombak                                          d.  topografi
Kunci : E
Penyelesaian :
Komponen abiotik adalah komponen yang terdiri atas benda-benda tak hidup seperti tanah, arus air, arus ombak, dan topografi.
4.       Dalam suatu ekosistem ditemukan komponen biotik sebagai berikut:
1.       Lumut                                   3.  Jamur                              5.  Ulat 
2.       Cacing                                   4.  Burung           
Yang berfungsi sebagai dekomposer adalah…
a.       1                                              c.  3                                        e.  5
b.      2                                              d.  4
Kunci : C
Penyelesaian :
Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup. Dekomposer, yaitu organisme yang bertugas menghancurkan partikel-partikel organisme lain. Yang termasuk kelompok dekomposer ini antara lain bakteri dan jamur.
5.      Pada komunitas kolam terjadi interaksi, dimana yang berperan sebagai produsen adalah…
a.       Plankton sebagai jasad renik                                      
b.      Rumput sebagai tumbuhan hijau
c.       Zooplankton sebagai tingkat trofi 1 (pertama)
d.      Phytoplankton sebagai tingkat trofi 1 (pertama)
e.      Zooplankton sebagai tingkat trofi 2 (kedua)
Kunci : C
Penyelesaian :
Makhluk hidup yang mencermati tingkat trofi 1 adalah produsen sebagai tingkat trofi 1 yaitu zooplankton (aliran energy pada rantai makanan).
6.       Pada ekosistem laut, daerah dengan komponen biotik tingkat produsen paling banyak adalah daerah…
a.       Abisal                                                                    d.   Afotik
b.      Batial                                                                     e.   Termoklin
c.       Fotik     
Kunci : C
Penyelesaian :
Berdasarkan penetrasi cahaya, ekosistem laut dibedakan atas :
1.       Daerah fotik, daerah yang masih dapat ditembus cahaya (± 240 meter). Pada daerah ini komponen biotik tingkat produsen paling banyak, biasanya terdapat pada daerah litoral dan daerah neritik.
2.       Daerah afotik, daerah yang tidak dapat ditembius cahaya lagi. Di daerah yang gelap ini tentu tidak terjadi fotosintesis, sehingga di ekosistem daerah ini tidak akan terdapat produsen.
7.       Pada ekosistem akuatik, perubahan suhu harian maupun tahunan lebih kecil bila dibandingkan dengan ekosistem darat, sebab…
a.       Cahaya matahari tidak dapat diabsorpsi oleh air
b.      Air mempunyai berat jenis lebih besar dari udara
c.       Air mempunyai panas jenis yang besar
d.      Pada suhu tinggi air akan menguap
e.      Organisme di air tidak tahan pada suhu yang tinggi
Kunci : C
Penyelesaian :
Air mempunyai panas jenis yang lebih besar dibandingkan dengan daratan, sehingga perubahan suhunya lebih kecil.
8.      Suatu hutan di daerah tropis banyak ditumbuhi oleh pohon Sonneratia alba, dengan tajuk daun yang rimbun. Ekosistem tadi merupakan…
a.       Hutan hujan tropis
b.      Hutan tropis yang sudah diganggu manusia
c.       Hutan bakau
d.      Hutan binaan untuk produksi kayu
e.      Hutan pantai
Kunci : C
Penyelesaian :
Sonneratia alba terdapat di daerah pasang surut yang berlumpur yang dsebut hutan mangrove. Hutan mangrove terutama ditumbuhi pohon bakau (Rhizohpora sp.), pohon api-api (Avicennia sp.) yang berakar tunggang dan berakar napas sesuai dengan habitatnya.
9.      Yang termasuk komponen biotik dalam suatu ekosistem adalah…
a.       Air dan tumbuhan                                           d.   jasad renik dan tumbuhan
b.      Jasad renik dan bangkai                                                e.   bangkai dan manusia
c.       Tanah dan tumbuhan
Kunci : D
Penyelesaian :
Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan, serta mikroorganisme. Jasad renik dan tumbuhan termasuk makhluk hidup.
10.   Vegetasi pantai dapat beradaptasi terhadap hempasan gelombang dengan…
a.       Membentuk geragih yang pendek
b.      Adanya akar vena yang kuat
c.       Adanya daun-daun yang kecil
d.      Membentuk akar nafas
e.      Cahaya matahari tidak diabsorpsi oleh air
Kunci : B
Penyelesaian :
       Vegetasi pantai dapat beradaptasi terhadap hempasan gelombang daengan membentuk geragih      
         yang panjang dan adanya akar vena yang kuat. Akar napas berhubungan dengan adaptasi dalam   
         mendapatkan oksigen.