hy sahabat blogger, saya baru nulis lagi nih karena sudah libur (senangnyaaaa). Kali ini saya ingin bercerita tentang perjalanan saya ke pulau yang sangat indah ini hehe. Saya dan teman-teman kelompok mengadakan study banding ke pulau dalam rangka syarat tugas akhir mata kuliah wsbb. Ceritanya dilihat di foto-foto ini aja yaaa ;) ada yang lapar nih singgah dinner dulu nyamnyamnyam :3
Pare-pare sedang bermacet-macet ria. Jadi, kami singgah di pertamina pare-pare, ets bukan untuk isi bensin atau sebagainya, melainkan untuk belanja di al**ma** hhhhh
ini adalah teman kelompok wisata bahari saya, mereka adalah Armaningsih Ardin (ujung bawah kiri), Ramadhan Irianto Agmi (ujung kiri atas ningsih), Qodrianti Febri (kedua dari kiri), Ruri Rulianty (ketiga dari kiri), Almaidah Engelen (tengah), Ika Suryana (ketiga dari kanan), Dewi Sri Lestari (kedua dari kanan), Zul Fadli Akbar (paling ujung kanan).
this is unforgettable moment, i'll miss you guys ! ^_^
Dari
Abu Sa’id Al-Khudri, Rasulullah shallallohu ‘alaihiwassallam, bersabda,“Pada umat terdahulu ada seseorang yang
membunuh sembilan puluh sembilan orang. Setelah itu terlintas di hatinya untuk
bertaubat. Ia mencari seorang yang paling pandai di muka bumi. Kemudian ia
mendapatkan seorang Rahib (ahli ibadah).
Setelah
menghadap kepadanya ia berkata, “Saya telah membunuh sembilan puluh sembilan
jiwa, apakah masih terbuka jalan untuk saya bertaubat?” Rahib tersebut
menjawab, “Tidak.” Lalu dibunuh Rahib tersebut, dan sempurnalah ia membunuh
seratus orang.
Kemudian
ia mencari (kembali) seorang yang paling pandai di muka bumi. Lalu ia
ditunjukkan kepada seorang alim. Ia berkata, “Saya telah membunuh seratus jiwa,
apakah masih ada kesempatan untuk saya bertaubat?” Alim tersebut menjawab, “Ya,
siapakah yang mampu menghalangi anda dengan taubat. Pergilah ke negeri ini dan
ini, karena di sana ada orang-orang yang beribadah kepada Allah dan beribadalah
bersama mereka. Jangan anda kembali ke tempat tinggal Anda karena ia tempat
yang jelek.” Maka berangkatlah ia. Ketika sampai di tengah perjalanannya, ia
meninggal dunia. Ia diperebutkan oleh malaikan rahmat dan malaikat adzab. Malaikat
rahmat berkata, “Ia datang dalam keadaan bertaubat dan hati menuju Allah.”
Malaikat adzab menimpali, “I tidak pernah melakukan kebaikan sedikitpun.”
Akhirnya datanglah seorang Malaikat menyerupai manusia. Lalu mereka
menjadikannya seorang hakim. Ia lalu berkata, “Ukurlah antara dua negeri itu. Mana
yang lebih dekat maka itulah nasibnya.”
Kemudian
mereka mengukurnya. Ternyata mereka mendapati bahwa orang itu lebih dekat
kepada negeri yang ia ingini. Lalu orang itu dibawalah oleh Malaikat rahmat.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Pelajaran dari hadits di atas:
1.Seyogyanya orang
yang menghadapi permasalahan penting hendaknya konsultasi dengan ulama untuk
menyelesaikan permasalahannya dan memberikan solusinya.
2.Diterimanya taubat
seorang pembunuh.
3.Keutamaan orang yang
berilmu dibandingkan ahli ibadah.
4.Anjuran bagi orang
yang bertaubat agar meninggalkan tempat ia melakukan maksiat.
5.Anjuran meninggalkan
teman yang melakukan kemaksiatan.
6.Berusaha tinggal di
daerah yang baik, karena ia bisa membantu kebaikan dan keamanan diri dari
terjatuh kembali ke kemaksiatan.
7.Orang yang tidak
mengerti sesuatu hendaknya mengatakan, “Allahu
a’alam” (Allah yang lebih mengetahui). Termasuk setengah ilmu adalah
ucapan, “La adri” (saya tidak tahu).
8.Tidak wajib bagi
seorang ulama yang tidak menjabat sebagai hakim menghukum pelaku kejahatan. Di hadapan
ulama seorang pembunuh telah membunuh seratus orang, namun ia tidak menahannya
dan mengintrogasinya. Dia hanya menyuruh untuk bertaubat dan meninggalkan
tempatnya.
9.Keutamaan anak Adam
karena Allah mengutus Malaikat untuk menjadi hakim dalam bentuk seorang
manusia.
10.Allah membalas
hambaNya sesuai dengan niat dan keinginannya, sekalipun dia belum sempat
melaksanakannya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Seekor semut menggigit salah seorang
Nabi. Nabi tersebut memerintahkan untuk mencari sarang semut dan membakarnya.
Maka Allah menurunkan wahyu kepadanya ‘Apakah karena seekor semut menggigitmu,
lalu engkau membakar umat dari para umat yang bertasbih?” (HR. Bukhari no.3219,
Muslim 2241, Abu Daud 5265, Ahmad, II/ 313, Nasa’i, VII/ 211, Ibnu Hibban,
VII/463 dan Al-Baghawi, 12/197).
Pelajaran dari
hadits di atas:
1. 1. Tidak boleh membunuh semut. Sebagaimana tidak
diperbolehkan membunuh hewan-hewan yang lain,
kecuali yang membahayakan maka ia
boleh dibunuh.
2. 2. Hewan-hewan bertasbih kepada Allah dengan sebenarnya.
3. 3. Hukuman bakar dengan api dibolehkan pada syariat sebelum
Islam, tetapi dalam syariat kita hal tersebut
dilarang.
4. 4. Orang-orang yang mulia dicela ketika melakukan perbuatan
yang tidak terpuji.
5. 5. Hukuman tidak diberikan kepada yang tidak bersalah.
6. 6. Adzab
kalau sudah turun dapat menimpa orang yang jahat maupun yang baik, yang maksiat
maupun yang
taat.
7. 7. Barangsiapa yang berdzikir kepada Allah dan bertasbih
kepada-Nya, tidak selayaknya dibunuh atau dipukul atau diasakiti, sebagai
penghormatan kepada Allah untuk mengingat kepada-Nya.
Dari
Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Dahulu kala ada dua orang dari Bani Israil
yang berbeda pekerjaandan tujuan (hidupnya). Salah satu dari mereka adalah
pelaku dosa dan yang satunya sangat taat beribadah. Dia selalu melihat
saudaranya melakukan dosa dan kemudian berkata, ‘Berhentilah! (dari dosa) !’
Tetapi dia masih saja mendapatinya melakukan dosa.
Ia
kembali berkata, ‘Berhentilah (dari dosa) !’ Dia menjawab, ‘biarkan aku dan
Tuhanku! Apakah Anda diutus kepadaku
sebagai pengawas?’ Ia berkata, ‘Demi Allah, Tuhan tidak akan mengampuni
kesalahanmu.’ Atau ‘Dia tidak akan memasukkanmu ke Surga.’
Kemudian
keduanya meninggal dunia dan dikumpulkan ruhnya di hadapan Allah, Tuhan semesta
alam. Allah berfirman kepada orang yang taat beribadah, “Apakah Anda mengetahui
apa yang ada pada diri-Ku? Ataukah Anda berkuada terhadap apa yang ada pada
diri-Ku?”
Dan
Allah berfirman kepada yang selalu berdosa, “Pergilah dan masuklah ke dalam
Surga dengan rahmat-Ku !” Sedangkan kepada yang lainnya (orang yang taat) Allah
berfirman, “Pergilah Anda ke Neraka!” (Hadits Shahih riwayat Ahmad, II/323, Abu
Daud no. 4901, Ibnul Mubarak di kitabnya Az-Zuhd no.314, Ibnu Abid Dunya dalam Husnuzh Zhan no. 45, dan Al-Baghawi di SyarahAs-Sunnah, 14 / 385)
yang maksiat
yang taat
Pelajaran dari hadits di atas:
1.Anjuran
untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar.
2.Berhenti
dari kemungkaran setelah mendengar larangan darinya dan tidak terus menerus
melakukan kesalahan karena menentang dan sombong.
3.Tidak
membuat mereka yang berdosa putus asa dari rahmat Allah dan ampunan-Nya.
4.Besarnya
kesalahan orang yang berbicara tentang Allah tanpa ilmu.
5.Luasnya
rahmat Allah Tuhan semesta alam.
6.Setiap
orang yang menempatkan orang lain di Neraka atau di Surga, berarti ia mengaku
dirinya Tuhan.
7.Celaan
bagi mereka yang menjadikan dirinya sebagai hakim pada urusannya Allah, baik
dalam hal kebahagiaan atau kesusahan.
Waiting for your call, I’m sick, call I’m angry Call I’m desperate for your voice I’m listening to the song we used to sing In the car, do you remember, butterfly, early summer? It’s playing on repeat, just like when we would meet Like when we would meet
I was born to tell you I love you And I am torn to do what I have to To make you mine, stay with me tonight
Stripped and polished, I am new, I am fresh I am feeling so ambitious You and me, flesh to flesh ’Cause every breath that you will take When you are sitting next to me Will bring life into my deepest hopes, what’s your fantasy? What’s your, what’s your
I was born to tell you I love you And I am torn to do what I have to To make you mine, stay with me tonight
And I’m tired of being all alone And this solitary moment makes me want to come back home And I’m tired of being all alone And this solitary moment makes me want to come back home
And I’m tired of being all alone And this solitary moment makes me want to come back home And I’m tired of being all alone And this solitary moment makes me want to come back home
I was born to tell you I love you And I am torn to do what I have to I was born to tell you I love you And I am torn to do what I have to, to make you mine Stay with me tonight
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bin Al-Khattab, ia berkata, “Saya
mendengar Rasulullah bersabda, ‘Pada masa dahulu sebelum kamu, ada tiga orang
yang berjalan jauh hingga terpaksa bermalam di gua. Ketika mereka berada di
tengah gua, sebuah batu besar jatuh dari atas bukit dan menutupi pintu gua,
sehingga mereka tidak dapat keluar.
Mereka sepakat dan berkata, “Sungguh tidak ada sesuatu yang
menyelamatkan kalian dari bahaya ini kecuali bila kalian tawassul pada Allah dengan amal-amal shalih yang pernah kalian
lakukan.”
Seorang dari mereka berkata, “Ya Allah, dahulu aku mempunyai ayah
dan ibu. Aku tidak memberi minuman susu pada seorangpun, baik isteri maupun
anak-anakku sebelum keduanya. Pada suatu hari, aku menggembala ternak agak
jauh, hingga aku tidak kembali pada keduanya, sementara aku tidak dapat
memberikan minuman kepada siapapun sebelum keduanya. Aku semalaman menunggu
keduanya bangun sambil tanganku memegang gelas. Menjelang fajar barulah mereka
bangun dan minum dari susu yang aku perah itu, padahal semalaman anak-anakku
merengek-rengek meminta susu itu di dekat kakiku.”
Ya Allah! Jika aku berbuat semua itu benar-benar karena megharap
keridhaan-Mu, maka lapangkanlah keadaan kami ini.
Maka bergeserlah sedikit batu itu,
hanya saja mereka masih belum bisa keluar.
Orang kedua berdoa, “Ya Allah! dahulu
aku pernah terikat cinta kasih dengan seorang gadis anak pamanku. Dalam riwayat
lain disebutkan, ‘Aku sangat mencintainya sebagaimana layaknya laki-laki
mencintai wanita’. Aku menghampirinya (dan ingin berzina dengannya), namun dia
menolak.
Pada suatu saat, dia menderita
kelaparan dan datang (meminta bantuan kepadaku). Aku berikan uang sebesar
seratus dua puluh dinar kepadanya, dengan janji dia akan menyerahkan dirinya
pada malam harinya.
Kemudian tatkala aku telah bisa
mengatasinya. Dalam riwayat lain, ‘Ketika aku telah duduk di antara dua
pahanya, tiba-tiba dia berkata, ‘Takutlah kepada Allah, dan jangan kau pecahkan
tutup (keperawanan) kecuali dengan cara yang halal (nikah).
Mendengar nasihat itu aku segera
berpaling darinya, padahal dia wanita yang amat ku cintai. Akupun membiarkan
uang dinar yang telah ku biarkan sebelumnya.
Ya Allah, jika aku berbuat ini
benar-benar karena mengharap keridhaan-Mu , maka hindarkanlah kami dari
kemalangan ini.”
Maka bergeserlah batu itu (menyisih
sedikit), tetapi mereka belum bisa keluar juga.
Orang ketiga berdoa, “Ya Allah! Dahulu
aku seorang majikan yang mempunyai banyak buruh. Suatu hari aku membayar upah
buruh-buruh itu, kecuali seorang. Dia segera pergi meninggalkan upah dan
pulang. Aku kembangkan upah itu hingga bertambah dan berbuah sampai menjadi
kekayaan yang banyak.
Setelah lama, datanglah buruh itu dan
berkata, ‘Hai Abdullah, berikanlah upahku dulu itu.’ Aku menjawab, ‘kekayaan
yang ada di depanmu berupa unta, lembu, dan kambing, serta penggembalanya itu
seluruh upahmu.’ Orang itu berkata, ‘Hai Abdullah, kamu jangan mengejekku.’ Aku
menjawab, ‘Benar, aku tidak mengejekmu.’ Maka diambilnya yang aku sebut itu. Dia
tidak menyisakan satupun.
Ya Allah! Jika aku berbuat itu
benar-benar mengharap keridhaan-Mu, maka hindarkanlah kami dari kesempitan ini.”
Tiba-tiba menyisihlah batu besar itu,
hingga mereka dapat keluar dari gua tersebut (dengan selamat).” (HR.Bukhari
no.2272, Muslim no.2743 dan Ahmad, II/ 116)
Pelajaran
dari hadits di atas:
1.Anjuran untuk berdoa ketika menghadapi
kesulitan dan kesusahan.
2.Pengaruh takwa di dalam keselamatan hamba dari
musibah.
3.Keutaaman berbakti kepada kedua orang tua,
berkhidmat kepada keduanya dan mengedepankan keduanya dari selainnya.
4.Bolehnya perburuhan yaitu akad untuk melakukan
seesuatu dalam jangka waktu tertentu dengan upah tertentu.
5.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Tiga orang yang akan saya bantah pada Hari Kiamat –kemudian disebutkan,
seorang yang mempekerjakan pekerja dan ia sudah menyelesaikan kerjanya, namun
orang itu belum memberikan upanya.” (HR. Bukhari no.2227)
Dari Ibnu Abbas radiyallahuanhu, Rasulullah shallahualaihiwasallam bersabda, "Pada malam aku di-isra'-kan (isra' mi'raj), aku mendapatkan bau yang harum. Aku bertanya, "Aroma apakah ini, wahai Jibril?" Jibril menjawab, "ini adalah aromanya Msyitah binti Fir'aun dan anak-anaknya."
Aku berkata, "Bagaimana ceritanya?". Jibril menjawab, "Ketika ia menyisir rambut puteri Fir'aun, tiba-tiba sisirnya terjatuh dari tangannya dan ia berkata, "Bismillah (dengan nama Allah)". Mendengar ucapan tersebut, puteri Fir'aun bertanya, "Ayahku?". Masyitha menjawab, "Bukan, tetapi Tuhanku dan Tuhanmu serta Tuhan ayahmu yaitu Allah."
Ia bertanya, "Apakah anda memiliki Tuhan selain ayahku?" Masyhita menjawab, "Ya." Saya akan beritahukan hal ini kepadanya (ayah), katanya. Masyitha menjawab, "Silahkan."
Maka ia memberitahukan hal itu kepada ayahnya. Ia memanggil Masyitha dan berkata, "Wahai Masyitha! Apakah kamu memiliki Tuhan selainku?" Masyitha menjawab, "Ya Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah."
Fir'aun menyuruh untuk menaruh kuali dari besi dan dipanaskan. Kemudian anaknya Masyitha satu demi satu dilempar ke dalamnya. Masyitha berkata, "Saya mempunyai satu permohonan darimu." Fir'aun bertanya, "Apa itu?" Ia berkata, "Saya ingin tulang belulangku dan tulang-tulang anak-anakku dikumpulkan di dalam satu kain dan di kuburkan di satu tempat semuanya." Fir'aun menjawab, "Saya penuhi kemauanmu."
Satu demi satu anaknya dilemparkan ke dalam kuali sampai giliran anaknya yang terakhir masih menyusu. Masyitha seakan-akan bimbang karenanya. Puteranya tersebut berkata, "Wahai ibuku majulah! Sesungguhnya adzab di dunia jauh lebih ringan dari adzab di Akhirat." (HR.Ahmad, III/309, Ath-Thabrani di Al-Kabir no. 12279 dan Ibnu Hiban, 2829, 2893)
Pelajaran dari hadits di atas:
1. Sabar dan teguh di kala menghadapi cobaan dan ujian.
2. Balasan sesuai dengan pekerjaan.
3. Bolehnya seorang muslim meminta kepada penguasa yang dzalim sesuatu untuk kebaikan,
sebagaimana Masyitha meminta kepada Fir'aun untuk menguburkan abu jasadnya bersama
anak-anaknya
4. Sesungguhnya Allah memberikan jalan keluar kepada para kekasihnya ketika mereka diuji berupa
kesulitan dan sesuatu yang berat.
5. Adanya karamah bagi para wali yang shalih dan shalihat.
6. Termasauk karamah adalah terjadinya sesuatu di luar kebiasaan orang banyak
Pagi yang ceria untuk memulai hari. Cerah secerah
wajah burung burung Nuri peliharaan ayah yang berkicau mesra di balik
kerangkeng di depan kamar. Aku bangun dengan senyum menawan. Membuat iri para
bidadari yang sedang bercanda gurau di kahyangan. Ku turunkan kaki ku melangkah
menuju kamar mandi yang ada di sudut kamar. Dengan rambut berantakan dan mata
sipit karena masih malu-malu menerima sinar yang datang. Ku tutup pintu kamar
mandi, ku buka pintu lemari di dalam kamar mandi. Mengganti pakaian tidurku
dengan baju mandi. Ya baju mandi. Sejak kecil orang tua ku mendidikku untuk
tidak menanggalkan pakaian seluruhnya bahkan saat mandi. Didikan itu begitu
dalam ditancapkan terutama oleh ayahku. Ayah paling tidak suka melihat anak-anaknya
menampakkan auratnya di rumah sekali pun. Kami memang orang yang tergolong
sangat mapan. Mempunyai beberapa pembantu dan tinggal di rumah yang menurut
banyak orang mirip bagai istana. Namun ayah mampu menjadikan kami sebagai
orang-orang yang sederhana dan tidak nampak borju.
Aliran air itu membasahi wajah dan
tubuhku. Mengembalikan setengah jiwa yang masih berjalan-jalan entah kemana
setelah tidur panjang semalam. Ku basuh wajah ku dengan air agar mata ku yang
masih sipit itu terbuka lebar. Setengah jam berlalu. Aku keluar dengan baju
berbahan handuk. Di atas kasur nampak terlihat baju sekolah ku sudah terlentang
menanti. Tas sekolah ku yang berisi pelajaran pun sudah terlihat siap di atas
kursi meja belajarku. Mbak Yanti yang menyiapkannya. Ia adalah orang yang
dipercaya ayah untuk mengurus segala keperluanku di rumah. Memang terkadang
risih diperlakukan seperti layaknya putri di istana. Namun untuk beberapa hal
memang enak dan sangat membantu perlakuan yang seperti ini.
Waktu masih bersahabat denganku. Aku
mengganti baju handukku dengan baju sekolah dengan santai. Ku mainkan musik a
whole new world kesukaanku melalui iPod hadiah dari ayah karena aku berhasil
menjadi juara olimpiade Biologi tingkat kota. Alunan lagu Alladin itu mengisi
kamar ku dengan nada nada yang membuat jiwa melayang beberapa inchi di atas
tanah. Ku dengarkan lagu itu sambil sesekali mengecek tugas sekolah ku yang
menumpuk. Hari ini aku memang mendapat dispensasi dari sekolah karena akan
mengikuti seleksi olimpiade tingkat propinsi di kantor diknas di kotaku. Namun
guru-guru di sekolah ku tidak pernah memberi toleransi apa pun untuk masalah
tugas. Entah itu sakit, izin atau dispen. Tugas tetap harus masuk atau nilai di
buku nilai guru itu nol.
Alunan musik Alladin itu usai. Aku
keluar dari kamarku di lantai dua dan turun menuju ruang makan di bawah. Sudah
menjadi tradisi di keluarga kami untuk sarapan bersama di ruang makan. Keluarga
yang terdiri dari ayah, ibu, 2 anak perempuan dan 2 anak laki-laki. Aku anak ke
dua, kakak ku bernama Lucky seorang mahasiswa di universitas ternama di kota
ku. 2 adikku bernama Yoki yang sekarang satu sekolah dengan ku namun ia satu
kelas di bawah ku dan Nanda adik kecil ku yang sekarang masih SD kelas 6. Ayah
adalah seorang rektor di universitas negeri ternama di kota ku. Sedangkan ibu
adalah dosen sekaligus pembantu dekan 1 di universitas swasta yang cukup
terkenal di kota ini.
Di meja makan nampak kak Lucky dan
Nanda sudah asyik menikmati makanan yang terhidang lezat di atas meja. Yoki
belum nampak terlihat. Entahlah, dia saudara ku yang paling malas, ia yang
selalu bangun paling akhir di keluarga kami. Ayah sudah sering memarahinya tapi
tidak pernah sekalipun ia berubah, ingin pun sepertinya tidak. Tapi bagaimana
pun juga dia anak yang paling pintar dari 4 bersaudara ini. Ia menjadi juara
lomba robotic tingkat internasional dan ketika ia lulus SMA nanti, ia sudah di
kontrak beasiswa oleh sebuah universitas terkemuka di Amerika sana. Sedangkan
aku, mengikuti seleksi olimpiade tingkat kota saja sepertinya sudah menjadi
batas maksimal ku.
“Angel, kamu sudah siap olimpiade
nanti?”, Tanya kak Lucky.
“Yups, kemarin sudah latihan soal
banyak banget, terus udah lumayan hafal isi buku Chambell dan buku TOBI”, jawab
ku penuh semangat.
“Hari ini masih pelatihan kan?”.
“Iya, nanti pelatihan di diknas,
pelatihannya 1 minggu terus langsung seleksi lagi tingkat propinsi, kalau lolos
3 hari kemudian akan langsung diboyong ke Jakarta untuk ikut seleksi tingkat
nasional”.
“Semangat ya!”.
“Iya kak”, kata ku dengan nada
bersemangat sambil melirik Nanda yang nampak bingung dengan pembicaraan kami
berdua.
Ku ambil piring yang menganggur di
atas meja. Ku isi dengan sedikit nasi lalu ku ambil beberapa lauk yang tersedia
di depan ku. Ada yang kurang pagi ini. Ayah, ya, ayah belum juga kunjung ku
lihat di ruang makan. Padahal biasanya ayah adalah orang pertama yang datang ke
ruang makan dan duduk ditemani koran dan secangkir kopi luak kesukaannya. Ku
lirik meja yang biasa ia singgahi. Hanya nampak kopi yang mengepul mengeluarkan
aroma khas kopi luak. Kemana ayah?
“Kenapa kak Angel?”, Tanya Yoki dari
belakang mengagetkan ku.
“Nggak kenapa kenapa”, jawab ku
kaget.
“Ayah sakit, katanya nggak bisa
bangun barusan mama nelpon dokter Jamal buat datang kesini”, kata Lucky seakan
membaca pikiranku yang di dalamnya ada pertanyaan “kemana ayah?”.
“Parah nggak?”.
“Nggak tau, belum ke kamarnya”, kata
Yoki santai seraya duduk dan menyiapkan makanan untuk dirinya.
Setitik rasa tak enak menghinggapi
hati dan pikiranku. Namun aku membuang jauh jauh pikiran itu. Ayah memang biasa
sakit-sakitan jika musim hujan datang. Yang ku tahu musim hujan sudah melangkah
datang 3 minggu yang lalu. Walaupun memang tidak dapat dipungkiri bahwa musim
di masa ini sudah tak tentu lagi karena pengaruh pemanasan global yang terkenal
itu.
Aku makan dengan perasaan hampa.
Biasanya ketika makan pagi ayah selalu memberi wejangan berharga yang akan
menambah semangat di pagi hari dan ibu akan memberi cemilan yang biasanya
berupa coklat untuk membuat pagi kami menjadi lebih manis dengan harapan hari
kami kedepan akan manis semanis coklat dari tangan ibu. Usai makan aku kembali
ke kamar, mengenakan kerudung putih yang terkulai tak berdaya di atas kursi.
Entah kapan mbak Yanti menyiapkannya, karena saat aku turun tadi kerudung itu
belum ada di tempatnya sekarang. Aku bercermin, melihat wajahku yang putih
kemerahan di balut kerudung nampak manis dan cantik. Wajahku mirip ayahku yang
putih dan tampan, dengan hidung mancung dan nampak seperti orang eropa. Ayah memang
keturunan Belanda asli. Sedangkan mataku nampak seperti mata ibu yang berwarna
coklat muda. Ku lihat lekat-lekat wajahku di dalam cermin. Nampak begitu anggun
dan dewasa di balik balutan kerudung. Kerudung ini ayah yang menyuruh aku
memakainya. Agar nampak cantik dan manis katanya. Tanpa dukungan ayah dan
dorongan dari ibu entah apa aku masih memakainya atau tidak. Karena yang ku
rasa kerudung ini begitu panas menyiksa diri dan tak begitu nyaman di kepalaku.
Alarm jam di kamarku berteriak
kencang. Mengingatkan ku bahwa aku harus segera berangkat agar tidak terlambat.
Aku segera turun, menuju kamar ayah. Ku lihat ia terbaring tidur dengan wajah
yang nampak menahan sakit. Di sampingnya ku lihat ibu duduk dengan cemas
memegangi tangan ayah yang nampak pucat. Dokter Jamal belum datang, mungkin
masih di perjalanan. Dokter Jamal adalah dokter keluarga kami. Ku kecup tangan
bunda dan kening ayah sebelum mengucapkan salam untuk pergi ke sekolah. Aku
berlari ringan menuju mobil Lancer yang sudah menyala nyaring. Pak Gusti sudah
siap sedia menungguku di dalam mobil. Kami berangkat dengan do’a dan canda.
Diknas nampak begitu sepi. Maklum,
jam masih menunjukkan angka 7.20, biasanya mereka yang bekerja di dinas baru
bermunculan ketika jam sudah menunjukkan pukul 08.00. 3 anak lain yang lolos
seleksi olimpiade tingkat kota ku lihat sudah duduk menanti pembimbing kami.
Dalam perjanjian yang kami buat kemarin, pelatihan olimpiade akan dilaksanakan
pukul 7.30. Jadi masih ada 10 menit untukku beristirahat relaks sejenak sebelum
kepalaku di penuhi oleh teori teori enzim dan rangkaian rangkaian kimia yang
membuat kepalaku terasa sangat panas dan berat. Pak Gusti sudah pergi
meninggalkan ku sendiri. Ia harus siap di rumah untuk mengantar ibu ke kampus.
Pak Gusti adalah satu-satunya supir di keluarga kami. Ibu sempat meminta ayah
untuk mencarikan supir lain agar pak Gusti tidak repot mengurus aku, Nanda dan
ibu. Tapi ayah menolak dengan alasan berhemat. Sejenak berlalu sesaat pergi.
Pembimbing itu akhirnya datang juga. Seorang lelaki paruh baya dengan kacamata
bulat dan jidat lebar. Yang ku tahu ia adalah dosen ahli di universitas tempat
dimana ayahku menjadi rektor.
Latihan olimpiade pada hari ini
begitu menarik. Dosen senior ini menampakkan kelasnya sebagai pendidik bukan
pengajar yang handal pada kami. Ia mendidik kami dengan sangat menyenangkan
sekaligus membuat kami paham. Tak seperti guru Biologi pembimbing olimpiade di
sekolahku yang menuntut aku untuk hafal. Ia menuntut aku untuk paham akan
pelajaran yang ia sampaikan. Ia menyampaikan materinya dekat diselingi oleh
candanya agar tak nampak membosankan, namun disela tawa itu kami dibawa agar
konsentrasi kami tidak hilang. Sebuah hal yang hanya bisa dilakukan oleh
pengajar professional.
Di tengah pembahasan aku mendapat SMS
dari kak Lucky, “Angel, Bapak dibawa ke rumah sakit, kamu jangan khawatir,
tetap lanjutkan belajar!”. Itu isi SMS yang ia kirim. Sejenak aku kehilangan
mood untuk belajar. Pikiranku melayang membuat banyak pertanyaan. Namun seiring
waktu, kharisma dosen ini membawa ku terhanyut lagi ke dalam ilmu yang ku
gemari ini. Walaupun terkadang rasa mengganjal itu ada, namun hal itu dapat
ditekan oleh menariknya bahasan yang diangkat oleh dosen ini. 20 menit berlalu
sejak SMS itu. Tiba-tiba HP ku bergetar kencang seiring dengan suara ringtone
yang keluar dari HP milik dosen yang ia simpan di sakunya. Ku angkat telpon di
HP ku. Sekilas ku lihat dosen itu melakukan hal yang sama. Anak- anak lain
melihat kami berdua dengan senyum aneh dan tawa tertahan.
“Halo Assalamu’alaikum”, kata kak
Lucky dari balik telpon.
“Wa’alaikumsalam, ada apa kak?”,
kata ku.
“Ayah dek….”, kata kak lucky
tertahan
“Ayah kenapa kak?”
“Ayah meninggal angel, ayah gagal
jantung”, kata kak Lucky seraya terisak tak mampu menahan tangis.
“Serius kak? Dimana sekarang?”,
kataku dengan suara yang bergetar nyaris hampir tak terdengar.
“RS Bhayangkara dek, kamu izin dulu
sama pembimbingnya ayo cepat kesini”
“I….Iya kak”, air mataku mengalir
tak henti, mulutku bergetar menahan suara yang ingin rasanya ku keluarkan dalam
bentuk teriakan. Entah bagaimana bentuk hatiku saat ini. Mungkin tak berbentuk
lambang cinta. Mungkin sudah berbentuk segitiga atau bangun tak bersegi.
Ku lihat dosen itu juga berlinang
air mata. Aku yakin ia mendapat kabar juga dari temannya sesama dosen.
Teman-teman ku yang lain menatap kami berdua dengan bingung. Beberapa dari
mereka membuka HP, entah mungkin mengecek tokoh terkenal siapa yang meninggal
sehingga membuat 2 orang menangis bersamaan setelah menerima telpon yang
bersamaan pula. Aku segera minta izin ke dosen itu yang hanya menjawab dengan
anggukan kepala dan tatapan iba padaku. ku rasa ia begitu menghormati sosok
ayahku, sampai sampai ia terlihat begitu terpukul atas kepergian ayahku. Di
tempat parkir ku lihat pak Gusti sudah siap. Ku lihat matanya sembab oleh air
mata. Sepertinya tak hanya aku yang terpukul atas kejadian ini.
Perjalanan terasa begitu lama. Aku
hanya bisa memejamkan mata. Membayangkan kejadian kejadian di masa lalu ketika
kami sekeluarga selalu bercanda bersama dan canda itu pasti selalu berawal dari
kata kata ayah yang menarik kami untuk tertawa. Teringat kembali bagaimana
bentuk wajah ayah yang rupawan tersenyum padaku. Air mata itu terus mengalir
membasahi pipi yang sudah merah menyala. Mataku nampak bengkak karena terlalu
banyak mengeluarkan air mata. Entah bagaimana mengungkapkan rasa di hati ini
dengan kata-kata. Aku pernah ditinggal oleh kekasih yang sangat aku cintai.
Rasanya perih dan pedih. Namun ini, jauh, jauh dari rasa itu. jauh lebih perih,
jauh lebih pedih, jauh lebih rindu. Ya, rindu. Aku menjadi sangat rindu pada
ayah. Rasa penyesalan ku tumbuh ketika aku sadar, mengapa tak ku peluk tubuh
ayah ketika ia masih bernafas tadi pagi? Mengapa tak kecup kening itu lebih
lama? Mengapa do’a untuk kesembuhannya tak ku ucapkan? Mengapa? Beribu
pertanyaan muncul di balik benakku, mengunci mati diriku sendiri dalam
penyesalan yang sangat mendalam. Aku hanya bisa mengucurkan air mata. Membuat
pertanyaan-pertanyaan yang semakin mengecilkan hatiku tanpa membuat jawaban apa
pun. Inilah rasanya ditinggal orang yang dicinta. Terasa begitu sepi dan
dingin. Terasa seperti tak memakai sehelai benang penutup tubuh. Dingin dan
rentan. Sempat sekilas aku berfikir menghujat tuhan. Mengapa harus ayahku yang diambil?
Ada jutaan orang di muka bumi mengapa harus ayahku yang usianya masih 44 tahun?
Mengapa? Namun apalah arti menghujat tuhan. Buku itu memang sudah dituliskan.
Buku itu yang bernama takdir sudah ditetapkan. Aku hanya bisa pasrah menerima
kehendak yang mahakuasa. Walau pedih dan perih. Hanya do’a dan penghiburan diri
yang mampu ku ucapkan.
Detik berganti menit, menit berganti
jam. Aku duduk di atas pusara ayah yang masih nampak baru dan segar. Menatap
lekat-lekat setiap inchi pusara tempat peristirahatan terakhir orang yang
membentuk aku menjadi pribadi yang tangguh dan berguna. Ku lihat Nanda masih
terisak memegang patok batu di atas pusara itu. Ia terus mengucap nama ayah.
Ucapan yang mungkin didengar oleh ayah namun tak dapat ia balas. Ku lihat ibu
terus menatap pusara itu tanpa kata dan dengan hampa. Entah kesadarannya pergi
kemana. Yang ku tahu, memori-memori masa lalu itu kini sedang tayang di dalam
angan-angannya. Memori bahagia, memori penuh tawa.
Jam berganti hari, hari berganti
bulan. Keadaan berubah semenjak kepergian ayah. Kami semua nampak begitu
pendiam. Nanda yang biasa berceloteh ini itu, kini tak terdengar lagi kicaunya.
Aku pun begitu. Olimpiade Biologi ku lepas. Aku benar-benar tak bisa
berkonsentrasi mengikuti pelatihan semenjak kepergian ayah. Nilai-nilaiku dan
ketiga saudaraku pun anjlok di sekolah. Entah apa yang ada dibenak kami
sehingga prestasi kami bisa turun seperti itu. Satu yang kusadari yaitu ayah
menjadi sebuah pusat di keluarga kami. Kami benar-benar bersandar sepenuhnya
padanya. Dan saat ini ia tak ada dan hilanglah tempat kami bersandar. Sehingga
kami benarbenar jatuh. Ibu pun tak mampu menanggulanginya. Karena ia sendiri
pun nampaknya masih belum bisa menerima kepergian ayah. Ia nampak murung dan
sepi. Kami mulai meninggalkan kebiasaan makan bersama di ruang makan. Kami
benar-benar kehilangan momen keluarga. Sejenak lalu memang kami berusaha untuk
berubah karena kami kasihan melihat ibu yang kian hari kian murung dan tak
henti menangis. Namun apalah daya apa lacur. Kami tetap belum bisa
mengendalikan perasaan kehilangan kami yang mendalam. Walau jam telah berganti
hari dan hari telah berganti bulan dan bulan terus bertambah menjadi bulan yang
baru dan seterusnya yang baru. Hingga suatu hari keadaan memburuk. Ibu benar-benar
kehilangan akal sehatnya. Ia mulai suka berbicara sendiri, menangis sendiri,
tertawa sendiri bahkan ia menganggap bahwa boneka beruang pemberian ayah
padanya adalah ayah. Ia sering mengobrol dengan boneka beruang itu. Karena
merasa hal ini tak dapat dibiarkan, ibu kami kirim ke rumah sakit jiwa untuk
mendapat pertolongan. Jadilah kami menjadi anak-anak yang tak bisa apa apa. Kak
Lucky mendapat black list dari kampus karena sering tidak masuk. Aku dan Yoki
pun tak jauh berbeda. Nanda yang masih kecil memang tidak terlalu parah
keadaannya, namun indeks prestasinya sedikit menurun adanya. Kami akhirnya
memutuskan untuk tinggal bersama bibi di Bogor. Sebuah tempat yang sangat jauh
di pulau seberang. Namun itu memang langkah yang harus kami tempuh. Rumah istana
itu akhirnya kami jual, segala harta benda kami pun jual untuk membantu biaya
bibi dalam mengurus kami.
Aku benar-benar merasa telah
berubah. Tak ada lagi baju yang disiapkan di atas kasur, tak ada lagi kerudung
indah, bahkan tak ada lagi sekolah elit mahal yang dulu sempat aku tempuh. Di
Bogor ini aku bersekolah di sekolah standar. Bibi memang mendapat kucuran dana
besar dari hasil penjualan rumah kami. Namun bagaimana pun juga uang itu harus
dihemat. Apalagi ia harus membangun rumahnya yang kecil itu menjadi lebih besar
agar muat menampung kami berempat dan keluarganya yang terdiri dari 3 orang
anak.
Sungguh aku muak dengan apa yang
terjadi. Pagi ini pagi yang mendung di kota hujan. Aku tinggal di rumah
sendirian karena kebetulan sekolah ku libur karena rapat guru. Di rumah ini tak
ada pembantu. Jadi aku benar-benar sendiri di rumah. Entah iblis apa yang
merasuk ke dalam angan ku. Sekejap lamanya aku mengambil tambang yang
tergeletak rapi di gudang. Ku ikatkan ke atas langit langit kayu yang ada di kamarku.
Ku buat tali berbentuk lingkaran di bagian bawah. Aku muak dengan hidup ku. Tak
ada lagi angel yang cantik, manis dan pintar. Kini aku sudah hancur. Aku
lingkarkan tali itu ke leherku. Sekejap lama sedetik waktu, aku tergantung
dengan rasa pusing yang luar biasa. Sekilas aku sadar, betapa bodohnya aku lari
dari masalah duniawi menantang masalah surgawi. Aku baru sadar bagaimana
perasaan ayah ketika bertemu aku di akhirat nanti dengan keadaan ku yang mati
dengan paksa ini? Kecewa pastinya dia. Namun sadar itu terlambat adanya. Karena
mata telah padam dan kesadaran sudah menjadi bayang bayang. Ingin rasanya ku
paksakan untuk mencapai kesadaran penuh. Namun apa lacur. Nasi sudah menjadi
bubur. Ku pejamkan mata dan ku lemaskan badan dengan penuh penyesalan.
Entah apa yang ku rasa
entah apa yang ku pikirkan. Namun aku yakin aku melihat sinar di depanku. Aku
yakin aku telah tiada, namun aku pun yakin itu sinar terang yang ada di depan
ku. ku mencoba membuka mata. Silau awalnya pusing akhirnya. Aku membuka mata
perlahan dan ku lihat ketiga saudara ku mengelilingi ku. Aku tertidur di atas
matras rumah sakit dengan tangan terpasang infus. Kesadaran ku pulih. Ini bukan
akhirat. Ini nyata! Aku masih hidup! Duduk aku dengan tergesa. Menatap hampa
sekeliling yang ada. Otakku dengan segera menyusun pertanyaan. “Hendak apa ku
jadikan hidupku yang baru ini?”. Dan untuk kali ini ku temukan jawabannya.
“Membuat ayah bahagia di Surga sana”.
Indikator: Menganalisis
hubungan antar komponen ekosistem
Ekosistem adalah suatu system ekologi yang terbentuk
oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh
dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi
Suatu daerah dapat disebut ekosistem jika daerah itu dihuni
oleh makhluk hidup. Dengan demikian, komponen ekosistem terdiri atas makhluk
hidup dan benda mati. Ekosistem terdiri dari beberapa komponen pembentuk, yaitu
komponen biotik, komponen abiotik, dan pengurai (decomposer). Berikut ini
penjelasan mengenai komponen penyusun ekosistem.
1. Komponen Biotik
Komponen biotik
adalah komponen ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia,
hewan, tumbuhan, serta mikroorganisme. Komponen biotik terbagi menjadi dua,
yaitu komponen heterotrof, dan autotrof. Heterotrof terdiri dari organisme yang
memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai
makanannya. Komponen ini disebut juga konsumen makro karena makanan yang
dikonsumsi berukuran lebih kecil. Yang termasuk golongan komponen ini adalah
manusia,hewan, jamur, dan mikroba
Sementara itu,
komponen autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan makanan sendiri
dengan bantuan energi, seperti energy matahari ataupun energy yang bersifat
kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen. Yang termasuk golongan ini
adalah tumbuhan hijau.
2. Komponen Abiotik
Komponen
abiotik adalah komponen yang terdiri atas benda-benda tak hidup seperti tanah,
air, udara, cahaya, suhu, serta keadaan yang terbentuk sebagai hasil interaksi
dari berbagai benda tak hidup. Misalnya, kelembapan, arus angin, derajat
keasaman, iklim, topografi, dan arus air.
a.Tanah
Tanah merupakan tempat hidup seluruh kehidupan.
Sebagian besar zat penyusun tubuh makhluk hidup, langsung ataupun tidak
langsung, berasal dari tanah. Oleh sebab itu, tak mungkin ada kehidupan tanpa
adanya tanah.
Karena sebagian besar kebutuhan makhluk hidup berasal
dari tanah maka perkembangan suatu ekosistem khususnya ekosistem darat sangat
dipengaruhi oleh kesuburan tanah. Tanah yang suburlah yang mampu menyediakan
kebutuhan organisme.
b.Air
Tak kurang dari 50% penyusun tubuh organism terdiri
atas air. Oleh sebab itu, air merupakan salah satu komponen abiotik yang sangat
menentukan kelangsungan hidup organisme.
Kalau kita memperhatikan berbagai daerah di sekitar
kita maka ada daerah yang kaya akan air, tetapi ada pula daerah yang kering.
Perbedaan keadaan tersebut menyebabkan cara adaptasi berbeda-beda. Organisme
yang hidup pada daerah kurang air atau kering, memiliki cara untuk mendapatkan
air serta menghemat air.
c.Udara
Udara atau gas merupakan komponen utama dari atmosfer
bumi ini. Gas-gas di atmosfer ini di samping sebagai selimut bumi, juga sebagai
sumber berbagai unsur zat tertentu, seperti oksigen, karbon dioksida, nitrogen,
dan hydrogen.
Di atmosfer , udara juga merupakan komponen utama
tanah. Tanah yang cukup pori/rongganya akan baik pertukaran baik pertukaran
udara atau aerasinya. Tanah yang baik aerasinya akan baik proses
mineralisasinya. Dengan demikian, komponen udara di atmosfer maupun di dalam
tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah. Hal ini akan berpengaruh kepada
perikehidupan organisme di atasnya.
d.Cahaya
Cahaya matahari merupakan komponen abiotik yang
berfungsi sebagai sumber energy primer bagi ekosistem. Keberadaannya mampu
memengaruhi dan mengontrol organisme yang ada pada suatu ekosistem.
Tidak
semua spectrum sinar matahari berguna untuk proses fotosintesis, tetapi hanya
beberapa jenis saja, yaitu merah, nila, dan biru. Penyebaran cahaya di
permukaan bumi tidak merata. Oleh sebab itu, setiap organisme mempunyai cara
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan lingkungan yang intensitas dan
kualitas cahayanya berbeda.
e.Suhu
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu lingkungan
tertentu. Hal ini dapat diterima oleh akal kita karena pada setiap tubuh
makhluk hidup akan berlangsung proses kimia. Proses ini hanya dapat berlangsung
pada kisaran yang agak sempit. Oleh seba itu, semua makhluk hidup dimanapun
berada selalu berusaha menghindari suhu lingkungan yang terlalu tinggi dan terlalu
rendah, tetapi dia selalu berusaha untuk mendapatkan suhu lingkungan yang
optimum.
f.Kelembapan
Kelembapan adalah kadar air pada udara. Kelembapan
udara mempunyai pengaruh yang besar terhadap
proses penguapan air dari permukaan tubuh organisme. Penguapan air
memberi pengaruh yang besar terhadap ketersediaan air dalam tubuh. Tersedianya
air dalam tubuh berperan besar dalam menunjang proses metabolism. Setiap
organisme mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang
kelembapannya berbeda-beda.
g.Arus angin
Arus angin mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perikehidupan tumbuhan. Di samping itu, arus angin juga berpengaruh dalam
menjaga kesuburan tanah suatu lingkungan.
h.Derajat keasaman / pH
Derajat keasaman atau pH pada media member pengaruh
yang besar terhadap distribusi organisme. Ada beberapa jenis hewan atau
tumbuhan yang mampu hidup pada medium yang netral, ada yang suka pada media
asam, dan media yang bersifat basa. Dengan demikian, pada lingkungan yang
berbeda pH-nya akan ditemukan organisme yang berbeda pula.
i.Iklim
Iklim merupakan komponen abiotik yang terbentuk
sebagai hasil interaksi berbagai komponen abiotik lainnya, seperti kelembapan
udara, suhu, curah hujan, dan lain-lain. Iklim berhubungan erat dengan
kesuburan tanah dan komunitas tumbuhan.
j.Topografi
Yang dimaksud faktor topografi adalah faktor altitude
dan latitude suatu tempat. Altitude adalah ketinggian suatu tempat yang diukur
dari permukaan laut. Sedangkan latitude adalah letak lintang yang diukur dari
garis khatulistiwa.
Topografi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
penyebaran makhluk hidup, yang tampak jelas adalah penyebaran tumbuhannya. Ada
korelasi antara penyebaran jenis tumbuhan dengan topografi. Jenis tumbuhan dari
daerah dataran rendah ke arah tempat yang semakin tinggi atau tempat yang
semakin jauh dari khatulistiwa jenis tumbuhannya berbeda.
k.Garam mineral
Tumbuhan mengambil zat hara atau unsure hara dari tanah atau air di
lingkungan berupa larutan ion atau garam-garam mineral. Beberapa jenis tumbuhan
ada yang mensyaratkan medianya mengandung unsur-unsur tertentu. Ada lagi
organisme yang untuk mendapatkan suatu unsur memerlukan bantuan organisme lain.
l.Arus air dan Ombak
Pada
tumbuhan dan hewan yang hidup di air, kekuatan arus air berpengaruh besar pada
perikehidupannya. Berdasarkan pada kenyataan tersebut maka hanya organisme yang
berenang yang dapat hidup karena mereka dapat mengatasi kuatnya arus air.
3. Komponen Pengurai (Dekomposer)
Komponen pengurai
atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Organisme pengurai
menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang
sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang termasuk golongan
pengurai adalah bakteri dan jamur.
Soal
1.Faktor paling dominan yang memengaruhi
lingkungan biotik laut yang jauh dari daerah litoral adalah…
a.Kelembaban udara d. curah hujan
b.salinitas e. kecepatan angin
c.radiasi matahari
Kunci : D
Penyelesaian :
Daerah litoral adalah lingkungan ekosistem air yang dapat ditembus cahaya
sehingga disebut daerah fotik. Daerah yang jauh dari daerah literal tidak dapat
ditembus cahaya, sehingga disebut daerah afotik.
2.Di dalam ekosistem yang stabil, bila efisiensi
ekologi 10% untuk biomassa produsen sebesar 15.000 g, maka besarnya biomassa
konsumen tingkat tiga adalah…
a.15 g d. 15.000 g
b.150 g e. 45.000 g
c.1500 g
Kunci : A
3.Manakah yang tidak termasuk komponen abiotik…
a.Tanah c. arus angin e. mikroorganisme
b.arus air dan ombak d. topografi
Kunci : E
Penyelesaian :
Komponen abiotik adalah komponen yang terdiri atas benda-benda tak hidup
seperti tanah, arus air, arus ombak, dan topografi.
4.Dalam suatu ekosistem ditemukan komponen biotik
sebagai berikut:
1.Lumut 3. Jamur 5. Ulat
2.Cacing 4. Burung
Yang berfungsi sebagai dekomposer adalah…
a.1 c. 3 e. 5
b.2 d. 4
Kunci : C
Penyelesaian :
Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri atas makhluk
hidup. Dekomposer, yaitu organisme yang bertugas menghancurkan
partikel-partikel organisme lain. Yang termasuk kelompok dekomposer ini antara
lain bakteri dan jamur.
5.Pada komunitas kolam terjadi interaksi, dimana
yang berperan sebagai produsen adalah…
a.Plankton sebagai jasad renik
b.Rumput sebagai tumbuhan hijau
c.Zooplankton sebagai tingkat trofi 1 (pertama)
d.Phytoplankton sebagai tingkat trofi 1 (pertama)
e.Zooplankton sebagai tingkat trofi 2 (kedua)
Kunci : C
Penyelesaian :
Makhluk hidup yang mencermati tingkat trofi 1 adalah produsen sebagai
tingkat trofi 1 yaitu zooplankton (aliran energy pada rantai makanan).
6.Pada ekosistem laut, daerah dengan komponen
biotik tingkat produsen paling banyak adalah daerah…
a.Abisal d. Afotik
b.Batial e. Termoklin
c.Fotik
Kunci : C
Penyelesaian :
Berdasarkan penetrasi cahaya, ekosistem laut dibedakan atas :
1.Daerah fotik, daerah yang masih dapat ditembus cahaya
(±
240 meter). Pada daerah ini komponen biotik tingkat produsen paling banyak,
biasanya terdapat pada daerah litoral dan daerah neritik.
2.Daerah afotik, daerah yang tidak dapat ditembius
cahaya lagi. Di daerah yang gelap ini tentu tidak terjadi fotosintesis,
sehingga di ekosistem daerah ini tidak akan terdapat produsen.
7.Pada ekosistem akuatik, perubahan suhu harian
maupun tahunan lebih kecil bila dibandingkan dengan ekosistem darat, sebab…
a.Cahaya matahari tidak dapat diabsorpsi oleh air
b.Air mempunyai berat jenis lebih besar dari udara
c.Air mempunyai panas jenis yang besar
d.Pada suhu tinggi air akan menguap
e.Organisme di air tidak tahan pada suhu yang
tinggi
Kunci : C
Penyelesaian :
Air mempunyai panas jenis yang lebih besar dibandingkan dengan daratan,
sehingga perubahan suhunya lebih kecil.
8.Suatu hutan di daerah tropis banyak ditumbuhi
oleh pohon Sonneratia alba, dengan
tajuk daun yang rimbun. Ekosistem tadi merupakan…
a.Hutan hujan tropis
b.Hutan tropis yang sudah diganggu manusia
c.Hutan bakau
d.Hutan binaan untuk produksi kayu
e.Hutan pantai
Kunci : C
Penyelesaian :
Sonneratia alba terdapat di
daerah pasang surut yang berlumpur yang dsebut hutan mangrove. Hutan mangrove
terutama ditumbuhi pohon bakau (Rhizohpora
sp.), pohon api-api (Avicennia sp.)
yang berakar tunggang dan berakar napas sesuai dengan habitatnya.
9.Yang termasuk komponen biotik dalam suatu
ekosistem adalah…
a.Air dan tumbuhan d. jasad renik dan tumbuhan
b.Jasad renik dan bangkai e. bangkai dan manusia
c.Tanah dan tumbuhan
Kunci : D
Penyelesaian :
Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup,
seperti manusia, hewan, tumbuhan, serta mikroorganisme. Jasad renik dan
tumbuhan termasuk makhluk hidup.
10.Vegetasi pantai dapat beradaptasi terhadap
hempasan gelombang dengan…
a.Membentuk geragih yang pendek
b.Adanya akar vena yang kuat
c.Adanya daun-daun yang kecil
d.Membentuk akar nafas
e.Cahaya matahari tidak diabsorpsi oleh air
Kunci : B
Penyelesaian :
Vegetasi pantai dapat beradaptasi terhadap
hempasan gelombang daengan membentuk geragih yang panjang dan adanya akar vena
yang kuat. Akar napas berhubungan dengan adaptasi dalam mendapatkan oksigen.